Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Nadiem Makarim Curhat di Hadapan Siswa SD di Yogyakarta

Kompas.com - 15/09/2021, 12:47 WIB
Mahar Prastiwi,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

"Mereka sudah rindu pada murid-muridnya, sudah lama ingin kembali belajar bersama di dalam kelas," imbuh Nadiem.

Baca juga: Penerimaan Calon Perwira Prajurit Karier TNI 2021 Dibuka bagi D4-S1, Ini Infonya

PTM terbatas dengan prokes ketat

Nadiem menekankan, protokol kesehatan yang diterapkan di SD Muhammadiyah Jogokariyan sudah sangat bagus dan ketat.

Satu kelas dibagi menjadi tiga kelompok sehingga hanya 10 sampai 12 murid yang belajar tatap muka di dalam kelas. Dalam SKB Empat Menteri sebenarnya membolehkan satu ruang kelas diisi 18 murid.

Nadiem Makarim menegaskan, pemerintah pusat melalui SKB Empat Menteri tidak mengatur waktu jam belajar, tidak mengatur berapa hari boleh belajar tatap muka dalam seminggu.

Namun pada SKB 4 Menteri tersebut menekankan bahwa di dalam kelas tidak lebih dari 18 murid, selalu pakai masker dan daftar periksanya terpenuhi.

Daftar periksa di dalam SKB Empat Menteri harus dipenuhi sebelum sekolah menggelar pembelajaran tatap muka.

Nadiem berharap pemerintah daerah, Satgas Covid-19 daerah dan komite sekolah mendukung pelaksanaan pembelajaran tatap muka terbatas ini dengan protokol kesehatan yang kuat.

Jika terjadi cluster baru penyebaran Covid-19 di lingkungan satuan pendidikan, maka sekolah akan tutup lagi.

Baca juga: Indofood Buka Lowongan Kerja bagi Lulusan SMK, D3, dan S1, Ayo Daftar

Semua pihak, lanjut Nadiem, terutama komite sekolah dan orangtua, harus menjadi satgas di dalam setiap sekolah agar tetap disiplin.

Pelaksanaan PTM terbatas harus aman

Sementara itu Direktur Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, Jumeri turut memberi dukungan dan semangat kepada SD Muhammadiyah Jogokariyan yang baru memulai PTM terbatas.

Dia berharap perpustakaan di sekolah ini semakin dikembangkan lagi, terutama peralatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk mendukung Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK).

Direktur Sekolah Dasar, Kemendikbud Ristek Sri Wahyuningsih menambahkan, pelaksanaan pembelajaran tatap muka harus aman. Oleh karena itu protokol kesehatan harus ditegakkan.

Baca juga: PT Ultra Sakti Buka Lowongan Kerja bagi Lulusan D3-S1 Fresh Graduate

Ia mengapresiasi SD Muhammadiyah Jogokariyan yang sudah sejak lama menerapkan cara hidup sehat bagi warga sekolah.

"Sejak sebelum pandemi, di setiap kelas sudah disediakan tempat cuci tangan pakai sabun," tandas Sri Wahyuningsih.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau