Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Mahendra K Datu
Pekerja corporate research

Pekerja corporate research. Aktivitas penelitiannya mencakup Asia Tenggara. Sejak kembali ke tanah air pada 2003 setelah 10 tahun meninggalkan Indonesia, Mahendra mulai menekuni training korporat untuk bidang Sales, Marketing, Communication, Strategic Management, Competititve Inteligent, dan Negotiation, serta Personal Development.

Branson, Bezos, Musk dan Wisata Sains

Kompas.com - 16/09/2021, 17:41 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Saya amati anak-anak itu ditugaskan untuk mengamati, memotret serta membuat jurnal atas pengamatan mereka, lalu dalam beberapa kelompok kecil mereka bertukar pikiran atas pengamatan masing-masing.

Menarik sekali. Hari itu saya menemukan istilah yang paling tepat untuk kegiatan anak-anak itu: wisata sains.

Wisata sains? Istilah yang kurang keren untuk masuk kategori ‘wisata’, tapi….mari kita coba cermati lagi.

Sekira tujuh tahun lamanya saya tinggal di negeri jiran, Singapura, saya juga mengamati hal yang sama terjadi di beberapa tempat.

Pulau Ubin dan Jurong Bird Park adalah dua tempat yang paling sering dijadikan objek ekskursi anak-anak sekolah.

Betapa terkesimanya saya melihat anak-anak Singapura begitu takjub melihat ayam hidup dan berlarian, atau telur-telur ayam yang tergeletak di antara semak-semak. Mereka ternyata tak pernah melihat ayam hidup di alam terbuka.

Baca juga: Labuan Bajo Destinasi Wisata Kelas Dunia, Dirjen Vokasi: Kita Garap Serius SDM-nya

 

Mereka hanya mengenal ayam yang sudah mati direbus atau digoreng. Sesederhana itu ketakjuban dapat diciptakan di mata anak-anak yang sehari-hari tinggal di perumahan-perumahan bertingkat.

Dalam konteks yang lebih spesifik, apakah kita juga mampu menciptakan ketakjuban-ketakjuban baru bagi tak hanya anak-anak tapi juga orang-orang dewasa melalui wisata sains yang memberikan nutrisi bagi rasa ingin tahu naluriah mereka sebagai makhluk cerdas?

Ini yang saya bayangkan: wisata sains yang secara terstruktur membuat orang-orang lebih memahami alam lingkungan sekitar – tak harus alam semesta dan ruang angkasa – dan tak hanya mendapatkan pengetahuan baru yang genuine saja, tapi lebih dari itu, kebijaksanaan untuk semakin mencintai dan menghargai alam lingkungan.

Di sepanjang pantai selatan DIY, dimulai dari daerah Gunung Kidul, Bantul hingga Kulon Progo misalnya, terdapat banyak gua-gua alami serta perbukitan yang layak dijelajahi sebagai objek wisata sains.

Para operator wisata sains akan menyiapkan paket-paket beragam untuk anak-anak sekolah, untuk para profesional muda, bahkan untuk khalayak ramai dengan berbagai ‘kurikulum’ serta kegiatan-kegiatan pengamatan, eksperimen, serta penulisan jurnal-jurnal pendek non-akademis.

Wisata sains ini sangat mendidik, penuh nilai, dan dibangun dengan sangat membumi yang menyenangkan.

Akan sangat afdol juga rasanya bila jurnal-jurnal dari wisata sains itu dikumpulkan dalam satu database raksasa di Kemenparekraf, dan jurnal-jurnal terpilih setiap tahunnya diadu dalam ajang ‘Indonesia Science Tourism Summit’ layaknya buku-buku pilihan diadu dalam IKAPI Award tahunan.

Manfaat lain dari wisata sains untuk semua orang ini adalah terpacunya level literasi masyarakat kita, tak hanya literasi dari membaca dan numerasi saja, tetapi literasi dalam mengamati dinamika keseharian serta alam lingkungan sekitar, lalu menjadi lebih mampu berpikir kritis setelahnya.

Baca juga: Sandiaga Uno Dorong Pelaku Wisata Gunakan GeNose C19

NASA, Silicon Valley, Expo Global

Saat mengunjungi Silicon Valley beberapa waktu lalu, lepas dari program pengembangan profesional yang saya dan beberapa kolega ikuti, saya merasakan bahwa pada saat itu sebenarnya kami merasa sedang berwisata, bukan belajar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com