“Pertama, identifikasi isu dan sumber isu. Kedua, strategi penanganan isu. Ketiga, penanganan terhadap isu (isolasi krisis),” ujar Prita.
Baca juga: Merdeka Energi, Vokasi UGM dan SUN Energy Kembangkan Teknologi Panel Surya
Dalam mengelola isu, humas perguruan tinggi vokasi harus melakukan sejumlah hal. Di antaranya memetakan audiens dan merencanakan manajemen komunikasi dan paham bahwa setiap audiens memiliki karakteristik yang berbeda.
Humas juga harus dapat memperkirakan reaksi publik atas keputusan terkait dengan cara terlebih dulu menganalisis hasil riset kualitatif dan kuantitatif. “Humas harus dapat mengomunikasikan reaksi publik (perkiraan) kepada manajemen,” kata Prita.
Pembicara lain, Komjen Pol. Purn. Setyo Wasisto, menyampaikan, selain manajemen SDM, humas juga harus memahami manajemen media, media massa maupun media sosial. Ia memberikan contoh yang pernah dilakukan saat menjabat sebagai Kadiv Humas Polri.
Manajemen media yang dia lakukan antara lain; mendekati media, mengelola media sosial, menggunakan intelijen media manajemen, mengangkat keberhasilan, menekan berita negatif, cepat menetralkan berita negatif, serta mengelola trending topic.
Sedangkan dalam kaitan mengelola SDM di bagian humas, Polri memilih personel yang memiliki kemampuan, melaksanakan pelatihan internal maupun kerja sama, melaksanakan sertifikasi, pembagian beban kerja yang proporsional antarbiro, serta melayani media semaksimal mungkin.
"Prioritaskan untuk mendapatkan tatap muka dengan teman-teman media," kata Setyo. Menurut Setyo, berhubungan dengan media massa ibarat bermain layangan, ada tarik-ulurnya.
Divisi Humas mengupayakan sumber informasi yang diperoleh media massa hanya berasal dari Divisi Humas, bukan dari sumber lain. “Dalam situasi krisis, sosok humas harus tampil dan mengendalikan ritme penyebaran berita agar masyarakat nyaman, jangan sampai ketakutan," kata Setyo.
Rektor LSPR Andre Ikhsano mengatakan setiap perguruan tinggi membutuhkan humas dan aktivitas humas. Setiap institusi pendidikan, termasuk perguruan tinggi vokasi, butuh memberikan dan mendapatkan kepercayaan untuk menjaga kredibilitasnya.
Di sinilah peran kemampuan melobi dan bernegosiasi seorang humas. Dua kemampuan tersebut adalah kemampuan utama yang harus dimiliki seorang humas.
Humas harus bisa melobi dan bernegosiasi dengan media massa, pemerintah, investor, mitra, masyarakat, karyawan, mahasiswa, tenaga pengajar, organisasi, dan key opinion leader (KOL).
Dewan Pakar Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia (Perhumas) Nia Sarinastiti, menekankan humas memiliki peran dalam menentukan langkah sebuah perguruan tinggi vokasi sehingga harus dikelola secara baik.
Nia mengatakan jika ingin para pemangku kepentingan selalu terlibat, perguruan tinggi vokasi harus menganggap ini sebagai bagian inti dari proses bisnis organisasi.
"Pihak perguruan tinggi vokasi perlu mengedukasi industri mengenai isu-isu pendidikan vokasi, mengedukasi pemangku kepentingan internal mengenai regulasi dan apa yang perlu diawasi, melakukan advokasi pada regulator untuk memastikan roda organisasi tetap berjalan baik," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.