Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/10/2021, 11:36 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

Oleh: Aifa Meisi Putri Aulia | SMAN Modal Bangsa Arun, Aceh | Juara Pertama Festival Literasi Siswa Indonesia 2021 bidang Feature.

KOMPAS.com - Menyusuri jalan berkelok pada hari itu adalah perjalanan menyusuri lintasan sejarah. Setelah keluar dari kota Lhokseumawe, sekitar 20 menit kami pun memasuki pedesaan Meunasah Blang yang berada di Tanah Pasir, Aceh Utara.

Angin bertiup di sela daun dan gang yang hanya bisa dilalui satu buah mobil, hingga akhirnya tiba di sebuah rumah panggung tua, yang dikelilingi pohon kelapa, pisang, mangga, dan bunga-bunga yang ditanam di tanah.

Di sini tinggal seorang utoeh rencong, sebutan bagi mpu atau pembuat rencong, yang telah menekuni profesinya selama lebih dari 40 tahun.

Kedatangan kami disambut ramah di sela istirahat siang, di ruang kerjanya, sebuah pondok sederhana beratapkan daun rumbia di halaman rumah.

Hari itu tidak ada suara bertalu-talu dari hempasan martil ke atas besi, kecuali kicau burung yang menemani pertemuan sederhana dengan pembuat rencong tradisional terakhir.

Nama beliau adalah Ishak Abdullah, lelaki kelahiran tahun 1952. Saat ini usia beliau sudah menginjak 69 tahun. Utoeh Ishak, demikian masyarakat memanggilnya, dikenal sebagai pembuat rencong yang masih menjaga tradisi pembuatan dengan cara tradisional.

Di antara para pembuat rencong di Aceh, kebanyakan telah menggunakan teknik dan peralatan modern sehingga bisa membuat dalam jumlah banyak dan cepat.

Dalam tradisi Aceh, orang yang menempa besi disebut pande, atau ada juga yang menyebut pande beusoe yang berarti pandai besi. Utoeh adalah sebuah gelar yang diberikan atas kemampuan menempa besi yang telah diakui masyarakat.

Baca juga: Felsi 2021, di Tengah Pandemi Siswa Semangat Pulihkan Negeri lewat Literasi

Kesadaran ruang dan nilai rencong Aceh

 

Pada masa dulu, ilmu dari utoeh hanya diwariskan kepada keturunannya saja. Saat ini seiring dengan makin terbukanya masyarakat, ilmu dari utoeh bisa dipelajari sesiapa saja yang ingin belajar dengan serius.

Tempat pengerjaan penempaan besi adalah teumpeun, yang terdiri dari beberapa bagian atau unit, diantaranya pot-pot (alat peniup), unggun api, martil, dan bak air.

Proses yang dilalui dalam pembuatan besi menjadi senjata yaitu dengan besi yang dibakar ke dalam api sehingga berubah warna menjadi merah, kemudian baru dipukul-pukul dan membentuk senjata.

Setelah itu baru dilanjutkan dengan pekerjaan menyepuh, yang dalam daerah adat Aceh disebut seumeupoh.

Menurut utoeh Ishak, sudah ada beberapa orang yang datang ingin berguru kepadanya. Tetapi semuanya hanya ingin mempelajari teori pembuatan rencong saja. Untuk bisa menguasai teknik pembuatan rencong yang benar, setidaknya dibutuhkan waktu dua tahun belajar.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau