Terkait karakteristik anak-anak TK, sambung dia, itu bermacam-macam. Ada yang pemalu, berani, dan polos.
Dengan banyaknya karakteristik itu, membuat banyak guru tertawa dan bahagia.
"Jadi macam-macam yah, tahu-tahu mereka ngambek, kita harus hadapi. Apalagi kalau kita dihadapkan dengan anak yang punya berkebutuhan khusus, seperti autis dan sangat aktif, maka harus lebih ekstra menghadapinya. Tapi, pada akhirnya kita akan senang, karena kita berhasil menghadapinya," ujarnya.
Baca juga: Pakar Unair: Penerapan Integrasi NIK dengan NPWP Perlu Dikaji
Sama halnya dengan Dina, guru TK bernama Dian ini mempunyai pandangan yang sama menjadi guru.
Saat menjadi guru, nantinya akan memperoleh rezeki di dunia dan amal pahala di akhirat. Hal itu diperoleh dari ilmu yang diajarkan kepada anak-anak.
"Jadi itu, makanya saya menjadi guru. Karena panggilan hati dan hobi, serta memang tujuannya untuk akhirat kelak," terang Dian yang juga guru di TK Al-Hidayah.
Apalagi guru terkenal dengan sebutan pahlawan tanpa tanda jasa. Jadi memang spesial sekali menjadi guru.
"Jika negara tidak ada pendidik seperti saya menjadi guru TK, mau dibawa ke mana calon generasi penerus bangsa. Jadi saya lebih berpikir ke situ, agar generasi bangsa terus memiliki ilmu sejak dini," terang Dian.
Kebanyakan, sebut Dian, anak-anak TK lebih diutamakan mengenal adab dan akademis secara sederhana.
Dengan mengenal adab sejak kecil, maka akhlaknya akan terbentuk dengan baik.
Baca juga: Pakar Unpad: Hati-hati Pinjol Bisa Jadi Bom Waktu Menakutkan
"Ketika tidak ada adab, itu yang ditakutkan, apalagi kita juga seorang orangtua yang punya tanggung jawab besar ke anak-anak. Jadi mengajarkan adab itu penting," tukas guru TK yang sudah mengabdi 14 tahun ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.