Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dosen UNS: Penyalah Guna Narkoba Perlu Lakukan Rehabilitasi Sosial

Kompas.com - 29/11/2021, 17:15 WIB
Mahar Prastiwi,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Generasi muda rentan menjadi penyalahgunaan narkoba. Edukasi mengenai bahaya narkoba terus dilakukan berbagai pihak agar generasi muda tidak tergiur menyalahgunakannya.

Bahkan fakta di lapangan, tak sedikit kalangan pelajar dan mahasiswa yang menjadi penyalah guna narkoba.

Rasa penasaran dan pengaruh lingkungan menjadi salah satu faktor banyaknya generasi muda yang terjerumus ke lembah kelam narkoba.

Agar semakin banyak mahasiswa yang teredukasi tentang bahaya penyalahgunaan narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat adiktif (NAPZA), Pramuka Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menggelar webinar Anti Penyalahgunaan Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif (Napza).

Baca juga: Akademisi Unpad: Cegah Kekerasan Seksual Jadi Tanggung Jawab Bersama

Edukasi bahaya narkoba penting dilakukan

Kepala Biro Akademik dan Kemahasiswaan UNS Rohman Agus Pratomo mengaku, kegiatan seperti ini penting dilakukan mengingat bahaya penyalahgunaan Napza yang tidak dapat dianggap sebagai angin lalu.

"Kami concern pada hal ini. Kami harapkan dengan adanya webinar seperti ini bisa mengedukasi mahasiswa dan masyarakat agar menjauhi narkoba," ujar pria yang akrab disapa Tommy ini, seperti dikutip laman UNS, Senin (29/11/2021).

Dia menekankan, edukasi seperti ini harus digencarkan karena pencandu narkoba ini tidak mengenal usia, strata pendidikan dan jenis kelamin.

Dalam webinar ini, turut hadir Penyuluh ahli madya dari Badan Narkotika Nasional (BNN) Kusriyanto sebagai pembicara.

Baca juga: Dosen Itera Ciptakan Media Pembelajaran Astronomi bagi Siswa Tunanetra

 

Pengguna narkoba perlu rehabilitasi sosial

Kusriyanto menjelaskan, ancaman pengedaran narkoba saat ini makin besar. Apalagi dengan adanya teknologi informasi dan komunikasi yang semakin canggih justru bisa melanggengkan praktik peredaran narkoba.

"Kemajuan teknologi informasi ini justru membuat peredaran narkoba semakin mudah," urai Kusriyanto.

Menurutnya, kecanggihan teknologi informasi ini di satu sisi juga cukup mengkhawatirkan karena sarana jual beli dan distribusi jadi lebih mudah, sehingga mudah juga bagi pelaku pengedar menjalankan aksinya.

Sementara itu, dosen Farmakologi dan Terapi Fakultas Kedokteran (FK) UNS Ratih Puspita Febrinasari mengingatkan bahwa rehabilitasi pencandu narkoba tidak hanya dilakukan dari sisi medis.

Baca juga: Dosen Unpad: Ini Dampak Buruk Kebiasaan Bernapas Lewat Mulut pada Anak

Rehabilitasi sosial juga diperlukan untuk menyiapkan mantan pencandu narkoba kembali ke masyarakat.

"Kalau secara sosial itu lebih terpadu seperti memulihkan psikis dan rasa percaya diri pencandu tersebut supaya berani kembali ke masyarakat," beber Ratih.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkini Lainnya

Besok Presiden Prabowo Akan Umumkan Kebijakan Pendidikan

Besok Presiden Prabowo Akan Umumkan Kebijakan Pendidikan

Edu
Kapan Pendaftaran SPMB 2025 Dimulai? Cek Jadwal Lengkapnya

Kapan Pendaftaran SPMB 2025 Dimulai? Cek Jadwal Lengkapnya

Edu
Mengapa Tanggal 2 Mei Diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional?

Mengapa Tanggal 2 Mei Diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional?

Edu
Guru Besar UI Ungkap Tantangan Krusial dan Solusi Pembangunan Ekonomi Biru Indonesia

Guru Besar UI Ungkap Tantangan Krusial dan Solusi Pembangunan Ekonomi Biru Indonesia

Edu
Prabowo Akan Umumkan Besaran Bantuan Guru Honorer saat Hardiknas 2025

Prabowo Akan Umumkan Besaran Bantuan Guru Honorer saat Hardiknas 2025

Edu
PPM Manajemen Dukung 'The Asian Banker Summit 2025' untuk Percepatan Transformasi AI Sektor Keuangan

PPM Manajemen Dukung "The Asian Banker Summit 2025" untuk Percepatan Transformasi AI Sektor Keuangan

Edu
Beasiswa Adaro Foundation 2025 Masih Buka, Raih Rp 850.000 Per Bulan

Beasiswa Adaro Foundation 2025 Masih Buka, Raih Rp 850.000 Per Bulan

Edu
Abdul Mu'ti Jadi Menteri Berperforma Tertinggi, Guru: Zaman Sebelumnya, Cukup Tertutup

Abdul Mu'ti Jadi Menteri Berperforma Tertinggi, Guru: Zaman Sebelumnya, Cukup Tertutup

Edu
Mendikdasmen Abdul Mu'ti Jadi Menteri dengan Performa Tertinggi Versi IndoStrategi

Mendikdasmen Abdul Mu'ti Jadi Menteri dengan Performa Tertinggi Versi IndoStrategi

Edu
Dedi Mulyadi Ingin Masukkan Anak Nakal ke Barak Militer, Perhimpunan Guru Beri Catatan

Dedi Mulyadi Ingin Masukkan Anak Nakal ke Barak Militer, Perhimpunan Guru Beri Catatan

Edu
Menderita Aritmia, Rasyiida Pakai Alat Pacu Jantung Saat Ikut UTBK SNBT 2025

Menderita Aritmia, Rasyiida Pakai Alat Pacu Jantung Saat Ikut UTBK SNBT 2025

Edu
Mendikdasmen Siapkan 2 Skema untuk Cegah Siswa Menyontek di Sekolah

Mendikdasmen Siapkan 2 Skema untuk Cegah Siswa Menyontek di Sekolah

Edu
Menteri P2MI Apresiasi Program Binawan Eropa, Perluas Akses Kerja Perawat ke Luar Negeri

Menteri P2MI Apresiasi Program Binawan Eropa, Perluas Akses Kerja Perawat ke Luar Negeri

Edukasi
Lembaga Bimbel Diduga Terlibat Kecurangan UTBK, Janjikan 100 Persen Lulus

Lembaga Bimbel Diduga Terlibat Kecurangan UTBK, Janjikan 100 Persen Lulus

Edu
Cara Kerja di Kapal Pesiar 2025 bagi Fresh Graduate, Gaji Rp 12 Juta

Cara Kerja di Kapal Pesiar 2025 bagi Fresh Graduate, Gaji Rp 12 Juta

Edu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau