Produksi ekstrak senyawa aktif Jahe mampu meningkatkan harga produk hingga 80,8 kali lebih tinggi dibandingkan apabila dijual dalam bentuk rimpang jahe.
Perlu diketahui, produk-produk derivatif Jahe seperti shogaol dan 6 gingerol di pasaran harganya sangat mahal.
Untuk shogaol Rp 10.640.000/10 miligram, sedangkan gingerol Rp 8.806.500/10 miligram.
"Padahal produk tersebut sangat dibutuhkan dalam proses kemoterapi. Untuk itu perlu pengembangan produk nano shogaol sebagai antikanker dengan pengembangan high efficient system fotoekstraksi-uv menggunakan pelarut air subkritis," tandas Endy.
Dia mengungkapkan, karena shogaol pada jahe ini sangat luar biasa dan mampu mengembor kanker dengan adanya shogaol melalui bioaktif pada jahe. Sehingga ini dapat membantu terapi untuk penyembuhan bagi para penderita kanker itu sendiri.
Baca juga: Ini 6 Gunung Berapi Paling Aktif di Indonesia, Siswa Yuk Belajar
Produk shogoal Jahenya harus dibuat nano karena pada saat delivery obat tersebut ke dalam tubuh bisanya kalau sudah kemo tubuh sangat rentan dan akut dan kadang suhu tubuh tinggi dan tidak stabil.
Sehingga untuk masuk ke dalam, obat itu belum sampai yang ditargetkan senyawanya bisa pecah duluan.
"Maka dari itu saya bersama tim mencoba mengubah senyawa shogaol untuk dinanokan dengan dilindungi dan dilapisi sehingga ketika menggunakan obat ini bisa sampai ke target yang dituju," imbuh Endy.
Penelitian jahe sebagai obat kanker ini berhasil mendapat dana dari Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi untuk masa penelitian selama 3 tahun, dari 2020 hingga 2022.
Sampai tahun ke-2 dari program berjalan dengan lancar, bahkan mencapai progres yang menggembirakan karena sudah dapat memproduksi nano shogaol jahe sebagai antikanker yang mengarah pada well-proven technology berbasis zero waste.
Baca juga: Dosen Unesa Bikin Motor Listrik bagi Disabilitas, Ini Keunggulannya
Pada tahun ketiga, tim ini akan bekerjasama dengan orang-orang farmasi dan pemerintah untuk membuat obat herbal nano shogoal jahe menjadi obat berbentuk kapsul. Sehingga mayarakat dapat membeli dengan mudah dengan harga terjangku.
"Semoga bisa membantu masyarakat khususnya orang-orang yang berjuang untuk sembuh dari penyakit kanker," tutup Endy.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.