Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seperti Ini Praktik Baik Penerapan Profil Pelajar Pancasila di Sekolah

Kompas.com - 19/01/2022, 19:47 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

Inilah falsafah hidup yang menurutnya harus melekat dalam jiwa anak-anak Indonesia. Sejak dini, mereka terbiasa untuk hidup di tengah kebinekaan dengan rukun, saling peduli, dan mandiri.

Baca juga: Belajar dari Orangtua Jepang Cara Menanamkan Disiplin pada Anak

"Niat saya mendirikan sekolah ini utamanya adalah agar anak-anak khususnya yang tidak mampu, dapat mengenyam pendidikan di sekolah bermutu. Karena dengan pendidikanlah mereka bisa keluar dari kemiskinan dan mengangkat martabat keluarganya," ungkapnya.

 

Sofyan Tan berkisah, pada awal sekolah ini beroperasi ia harus mengetuk satu per satu pintu rumah warga yang tidak mampu agar para orang tua mau menyekolahkan anak-anak mereka tanpa memikirkan biaya.

Banyak yang meragukan langkah berani yang ia lakukan kala itu, karena tidak mudah untuk menerobos stigma negatif masyarakat. Termasuk sumber daya yang masih minim menjadi tantangan tersendiri dalam mewujudkan mimpinya.

"Tidak hanya mengizinkan anak-anak miskin bersekolah di tempat saya, malah sering kali dulu saya malah memberi mereka uang untuk kebutuhan sehari-hari," ucapnya mengenang kesulitan yang dihadapi masyarakat di sekitarnya kala itu.

Sofyan Tan muda bermimpi bahwa lewat pendidikan tak hanya garis kemiskinan yang bisa diputus melainkan juga konflik yang menyangkut suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) dapat dicegah.

"Saya dulu berpikir, kalau perbedaan (keragaman) ini tidak ada solusinya maka akan menjadi “api dalam sekam”," ucapnya mengistilahkan. Ia yakin, umat manusia yang diciptakan berbeda-beda bisa hidup berdampingan dengan damai, apabila mereka terdidik dengan baik.

Tempat ibadah bagi umat beragama Islam, Hindu, Budha, Katolik dan Kristen, dan Konghucu dibangun berdampingan.

Baca juga: BCA Buka Magang Bakti bagi Lulusan SMA-SMK, D1-D3 dan S1, Yuk Daftar

"Sering kali, jika sudah tiba waktunya beribadah, antarsesama anak-anak saling mengingatkan temannya meski mereka berbeda agama. Bahkan ada anak yang ketika ingin bermain dengan salah satu teman yang beragama lain namun temannya itu sedang beribadah maka anak tadi menunggu dengan sabar," tutur Kepala SD, Vina yang menjabat sebagai kepala sekolah sejak tahun 2007.

Vina berharap, nilai-nilai positif di sekolah yang ditanamkan sejak dini dapat terus diimplementasikan seluruh lulusan saat terjun ke masyarakat.

Kelak, dengan pemahaman yang baik mengenai nilai-nilai toleransi dan keadilan, para siswa bisa memberi harmoni dalam kehidupan bermasyarakat.

"Kami ingin menciptakan generasi muda yang tak hanya sukses namun juga berkarakter mulia," tegas Vina yang lulus dari SMK Sultan Iskandar Muda pada 2001 dan kini telah menuntaskan Pendidikan S2-nya dengan subsidi dari yayasan.

Fiorenza Clarice salah satu siswa mengaku senang bersekolah di SD Sultan Iskandar Muda karena fasilitasnya lengkap. "Sangat menyenangkan,” ucapnya.

Salah satu orang tua siswa bernama Dea mengaku tertarik untuk menyekolahkan anaknya di sekolah tersebut karena nilai-nilai kedisiplinan, toleransi, dan kemandirian yang diajarkan dengan baik.

“Anak saya sekarang sudah kelas lima. Selama lima tahun bersekolah sekarang dia begitu disiplin, guru-gurunya bisa mengarahkan anak-anak sehingga pembelajaran di masa pandemi ini tetap berjalan tertib dan aman,” tuturnya.

Sejak YPSIM berdiri, yayasan ini telah memfasilitasi layanan pendidikan kepada 5.383 siswa. Untuk tahun pelajaran 2021-2022, jumlah siswa mulai dari TK, SD, SMP, SMA dan SMK sebanyak 3.400 orang.

Sedangkan, siswa anak asuh yang saat ini sedang belajar ada 478 orang dan siswa yang mendapat pengurangan uang sekolah berjumlah 1.300 orang. Untuk menjaga keberlangsungan pendidikan bagi anak-anak yang tidak mampu, sekolah menerapkan sistem pola asuh silang berantai.

Mantan anak asuh yang telah sukses diharapkan bisa menjadi orang tua asuh bagi adik-adik di sekolahnya. Siswa yang berhasil masuk kuliah di PTN, disediakan program Sofyan Tan Scholarship.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com