Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kurangi Kecanduan Anak pada Gawai, Mahasiswa UNY Inisiasi Permainan Tradisional

Kompas.com - 26/01/2022, 15:05 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 mengharuskan anak menggunakan gawai sebagai salah satu media pembelajaran. Proses belajar jarak jauh yang diterapkan membuat anak lebih sering terpapar layar gawai seperti komputer, laptop, hingga handphone.

Bila tak diberi batasan, bahaya adiksi gawai berisiko dialami anak. Sehingga, dibutuhkan penggunaan gawai secara bijak selama pandemi Covid-19 supaya tidak menimbulkan ketergantungan gawai.

Memaksimalkan waktu luang anak dengan aktivitas yang bermanfaat dapat menjadi solusi menghindari adiksi gawai.

Salah satunya dengan mengajak anak untuk melakukan permainan tradisional. Cara inilah yang dilakukan sekelompok mahasiswa Universiats Negeri Yogyakarta (UNY) untuk mengurangi kecanduan gawai anak.

Baca juga: Mahasiswa S1 Butuh Biaya Kuliah? Beasiswa Cargill Beri Tunjangan Rp 35 Juta

Tim mahasiswa menginisiasi permainan tradisional Cinaboy-Sulamanda terintegrasi PIPATIC. Mereka adalah Dwi Agnes Setianingrum, Dian Anggraini dan Akhip Nugroho prodi pendidikan IPA, Furi Ningsih Sri Sukowati prodi pendidikan fisika serta Aerafatma Ahyaun Nisa prodi PGSD.

Manfaat permainan tradisional bagi anak

Menurut Dwi Agnes Setianingrum dalam setiap permainan tradisional terdapat nilai karakter yang muncul.

“Cinaboy atau Boy-boyan adalah permainan tradisional yang dapat mengembangkan karakter luhur bangsa, seperti kerja sama, kreatif, dan komunikatif,” kata Agnes seperti dilansir dari laman UNY.

Sedangkan Sulamanda mampu meningkatkan kemampuan komunikasi, kemampuan menyusun strategi yang baik, melepaskan emosi anak, dan melatih anak belajar berkelompok.

Untuk memberikan materi pelatihan Agnes menggunakan metode Whatsapp group, google meet, dan google drive.

Baca juga: 7 Tanda Anak Cerdas dan Berpotensi Punya IQ Tinggi

Dian Anggraini menambahkan, metode PIPATIC yang memakai konsep pelatihan sebagai metode pelaksanaan digunakan untuk menangani permasalahan perilaku dan kognisi agar sesuai dengan apa yang diinginkan.

PIPATIC yang terdiri dari 4 fase yaitu motivasi, permainan yang mendidik, terapi personal dan regulasi diri dapat dilakukan pada anak usia sekolah karena anak usia sekolah sudah mulai bisa berpikir kritis dan logis, serta mulai mengembangkan strategi pemecahan masalah.

“Pelatihan yang akan dilakukan membantu anak membentuk perspektif dan perilaku anak serta menangani terjadinya ketergantungan gawai sejak dini pada anak usia sekolah” papar Dian. Dalam kegiatan ini tim bekerja sama dengan Forum Anak Berbah.

Akhip Nugroho menambahkan, dalam materi pelatihan yang diberikan pada siswa di antaranya bahaya bermain gawai secara berlebihan, pengenalan permainan tradisional, pengenalan permainan Cinaboy dan Sulamanda sekaligus nilai pendidikan karakternya dan diskusi kelompok.

Menurutnya, Cinaboy memadukan kerja motorik anak dan mengasah kemampuan membuat strategi tim.

“Permainan ini terdiri dari lima hingga sepuluh pemain yang dibagi menjadi dua kelompok dan dilakukan di pelataran yang cukup luas,” katanya.

Baca juga: Belajar dari Orangtua Jepang Cara Menanamkan Disiplin pada Anak

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkini Lainnya

Seleksi PPG Guru Tertentu 2025 Dibuka 3 Batch, Ini Kriteria Guru yang Bisa Ikut

Seleksi PPG Guru Tertentu 2025 Dibuka 3 Batch, Ini Kriteria Guru yang Bisa Ikut

Edu
Program Wajib Belajar 13 Tahun Akan Diatur dalam RUU Sisdiknas

Program Wajib Belajar 13 Tahun Akan Diatur dalam RUU Sisdiknas

Edu
Guru Besar Pertama Polimedia Tegaskan Peran Penting Pendidikan Pancasila di Era Digital

Guru Besar Pertama Polimedia Tegaskan Peran Penting Pendidikan Pancasila di Era Digital

Edu
Mahasiswi FK Unhas jadi Joki UTBK, Punya IPK Tinggi dan Peserta Olimpiade Sains

Mahasiswi FK Unhas jadi Joki UTBK, Punya IPK Tinggi dan Peserta Olimpiade Sains

Edu
Beasiswa 'Fully Funded' LPDP-UIII 2025 untuk Kuliah S3 Dibuka, Ada 4 Pilihan Prodi

Beasiswa "Fully Funded" LPDP-UIII 2025 untuk Kuliah S3 Dibuka, Ada 4 Pilihan Prodi

Edu
Dedi Mulyadi Akan Jemput Anak Tak Patuh, Orangtua: Mau Dibawa ke Mana?

Dedi Mulyadi Akan Jemput Anak Tak Patuh, Orangtua: Mau Dibawa ke Mana?

Edu
Akademisi Minta Pemerintah Lindungi Hak Masyarakat dalam Pengelolaan Hutan

Akademisi Minta Pemerintah Lindungi Hak Masyarakat dalam Pengelolaan Hutan

Edu
Pendaftaran Pendidikan Profesi Guru Tertentu 2025 Dibuka, Cek Alurnya

Pendaftaran Pendidikan Profesi Guru Tertentu 2025 Dibuka, Cek Alurnya

Edu
Seleksi PPG Guru Tertentu 2025 Batch 1 Dimulai, Peserta Capai 325.000

Seleksi PPG Guru Tertentu 2025 Batch 1 Dimulai, Peserta Capai 325.000

Edu
SPMB 2025 Dimulai Mei, Simak Syarat Daftarnya untuk Semua Jalur

SPMB 2025 Dimulai Mei, Simak Syarat Daftarnya untuk Semua Jalur

Edu
Ukrida Gelar Wisuda Ke-67, Tegaskan Komitmen Pendidikan Tinggi Berdampak bagi Masyarakat

Ukrida Gelar Wisuda Ke-67, Tegaskan Komitmen Pendidikan Tinggi Berdampak bagi Masyarakat

Edu
Syarat Jalur PPKB dan Seleksi Prestasi UI 2025, Buka sampai 2 Juni

Syarat Jalur PPKB dan Seleksi Prestasi UI 2025, Buka sampai 2 Juni

Edu
Mau Masuk PTN Jalur Mandiri Tanpa Uang Pangkal? Cek 5 PTN Ini

Mau Masuk PTN Jalur Mandiri Tanpa Uang Pangkal? Cek 5 PTN Ini

Edu
Sekolah di Jakarta Tetap Boleh Gelar Wisuda Selama Tak Beratkan Orangtua Murid

Sekolah di Jakarta Tetap Boleh Gelar Wisuda Selama Tak Beratkan Orangtua Murid

Edu
Sindikat Kecurangan UTBK SNBT 2025 di Unhas Terbongkar, Petugas IT Kampus Terlibat

Sindikat Kecurangan UTBK SNBT 2025 di Unhas Terbongkar, Petugas IT Kampus Terlibat

Edu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau