KOMPAS.com - Bagi anak-anak, orangtua adalah sekolah pertama yang mengajarkan mereka apa saja. Mulai dari cara makan, berbicara, cara menghormati keluarga, peduli pada sekitarnya, dan cara menyayangi satu sama lain.
Termasuk salah satunya, belajar mengenai pencegahan pelecehan ataupun kekerasan seksual.
Orang pertama yang memberikan pendidikan ini tentunya adalah orangtua. Orangtua berkewajiban melindungi anak dari berbagai potensi bahaya yang ada di lingkungan sekitar.
Orangtua juga diharapkan menjadi sosok pertama yang memberikan pemahaman tentang seks dan mengenalkan kepada anak tentang sikap pencegahan pelecehan ataupun kekerasan seksual.
Baca juga: Belajar dari Orangtua Jepang Cara Menanamkan Disiplin pada Anak
Untuk itu, dilansir dari laman Paudpedia, ada cara mengedukasi anak mengenai pencegahan kekerasan seksual sesuai tahapan perkembangan anak. Bagaimana caranya? Berikut rinciannya.
Orangtua dapat mengenalkan identitas anak dengan mengenalkan perbedaan ciri-ciri tubuh anak perempuan dan laki-laki.
Selanjutnya mengenalkan anatomi tubuh, hal ini dapat dilakukan ketika orangtua membiasakan anak membersihkan alat kelaminnya sendiri setelah buang air kecil atau buang air besar agar anak dapat belajar mandiri sekaligus membiasakan untuk tidak sembarangan mengizinkan orang lain menyentuh alat kelaminnya.
Secara bertahap orang tua dapat menyampaikan pendidikan seksual mengenai cara berkembang makhluk hidup dan memberikan penjelasan mengenai dampak-dampak yang akan diterima apabila anak melakukan hal yang menyimpang.
Baca juga: Orangtua, Ini Dampak Bila Sering Memarahi Anak Saat Belajar
Dalam penyampaian pendidikan seksual tetap harus disesuaikan dengan usia anak, karena ketika anak mulai mengenal pendidikan seksual, anak akan kritis dan ingin tahu mengenai banyak hal.
Oleh karena itu perlu diberikan informasi secara jujur, akurat, terbuka, dan tidak menjawab pertanyaan anak dengan asal-asalan atau memberikan informasi yang tidak jujur. Hal ini penting untuk membiasakan anak bersikap jujur dan terbuka kepada orang tua.
Lebih lanjut, orangtua juga harus bersikap wajar, tidak berlebihan, rileks, menjaga intonasi suara, tidak menakut-nakuti, menghilangkan rasa risih dan takut ketika menjelaskan mengenai pendidikan seksual pada anak.
Baca juga: 5 Ciri Orang Cerdas Bukan Hanya Dilihat dari IQ, Kamu Punya Ciri-cirinya?
Orangtua sebaiknya terlebih dahulu melepaskan persepsi seks dewasa yang erotis ketika menginformasikan kepada anak supaya anak tidak menerima pesan dengan keliru. Maka sebaiknya orangtua mampu memberikan pemahaman dengan cara yang sederhana terlebih dahulu.
Orangtua bisa menggunakan cerita bergambar yang menjelaskan mengenai bagian tubuh yang tidak boleh disentuh, cara menolak dan melaporkan ketika anak menerima sentuhan bagian yang tidak boleh disentuh,
Berikan edukasi tentang:
Tanamkan juga peraturan-peraturan yang berlaku menurut agama dan nilai-nilai moral budaya serta sebab akibat jika hal yang tidak diinginkan terjadi (dengan tidak menakut-nakuti) ketika mengenalkan seks dan memahamkan pencegahan kekerasan dan penyimpangan seksual pada anak.
Dengan demikian program pendidikan seksual sangat pengaruh dalam mencegah terjadinya kekerasan seksual pada anak usia dini.
Oleh karena itu, satuan PAUD hendaknya melakukan kemitraan dengan orangtua agar lebih peduli dengan keselamatan anak-anak. Selain itu juga diharapkan dapat terciptanya keharmonisan dan keselarasan antara keluarga, sekolah, dan masyarakat dalam mewujudkan visi bersama untuk membantu tumbuh kembang anak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.