Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sering Haus dan Ngantuk Bisa Jadi Gejala Diabetes, Ini Kata Dokter RS UNS

Kompas.com - 02/03/2022, 20:04 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2020 menempatkan diabetes pada daftar penyakit penyebab sepuluh kematian teratas dunia.

Diabetes berada pada peringkat ke-9 sebagai penyakit paling mematikan di dunia bersama penyakit jantung, stroke, penyakit paru obstruktif kronik, alzheimer, kanker paru-paru, dan infeksi saluran pernapasan bawah yang juga masuk di dalam daftar.

Bila kamu sering merasakan haus sehingga menjadi banyak minum, sering lapar sehingga banyak makan, atau sering mengantuk di saat sedang sibuk beraktivitas, perlu waspada akan gejala diabetes.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam Rumah Sakit (RS) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Evi Liliek Wulandari menjelaskan beragam gejala diabetes, termasuk penyebab dan pencegahan diabetes.

Baca juga: Astra Buka Lowongan Kerja bagi Lulusan S1-S2 Berbagai Jurusan

“Gejala klasik diabetes berupa sering buang air kecil, sering merasakan haus sehingga banyak minum, sering merasakan lapar sehingga banyak makan, dan ada juga terjadinya penurunan berat badan,” ujar Evi seperti dilansir dari laman UNS.

Evi menjelaskan bahwa diabetes juga dapat diketahui dari gejala nonklasik, seperti rasa cepat mengantuk, tidak ada gairah, dan kaburnya penglihatan.

“Kacamata sering berubah ukurannya, terus kaki sering merasakan kesemutan, tebal, atau mungkin nyeri. Kalau terjadi luka, sulit untuk sembuh,” jelas Evi.

Ia juga menjelaskan kalau gejala diabetes dapat berbeda sesuai jenis kelamin.

Pada laki-laki gejala diabetes diketahui dari menurunnya aktivitas seksual, sementara pada perempuan adalah keputihan yang berulang atau sulit untuk sembuh.

Baca juga: Biaya Kuliah S1 Kedokteran di UI, UGM, Undip, Unpad, Unair

Penyebab diabetes dan pencegahannya

Evi menjelaskan bahwa diabetes merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang disebabkan adanya kelainan sekresi pada insulin atau terjadinya kelainan pada kerja insulin.

Ia menerangkan, diabetes dibagi menjadi beberapa jenis, seperti diabetes melitus tipe 1, diabetes melitus tipe 2, diabetes gestasional, dan diabetes LADA, dan diabetes MODY.

Pada diabetes melitus tipe 1, penyebabnya adalah kerusakan pada sel beta pankreas sehingga terjadi kekurangan insulin yang absolut atau defisiensi insulin yang absolut.

Sementara diabetes melitus tipe 2 disebabkan oleh kelainan dari kerja insulinnya disertai juga dengan kelainan dari sekresi insulin oleh tubuh.

“Diabetes melitus termasuk penyakit yang memang bisa diturunkan. Akan tetapi, tidak semua orang yang memiliki riwayat keluarga pasti terkena diabetes. Tetapi, memang orang tersebut memiliki faktor risiko yang tinggi untuk terkena diabetes melitus,” kata Evi.

Dalam hal ini, risiko seseorang untuk terkena diabetes akan meningkat apabila mengalami kelebihan berat badan atau obesitas, sering makan junk food, makanan tinggi kalori, sering minum alkohol, malas bergerak, dan tidak pernah berolahraga.

Baca juga: Beasiswa S2-S3 Universitas Pertahanan RI 2022, Biaya Kuliah Gratis

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau