Ketika berbuka tidak disarankan mengonsumsi yang terlalu manis dan menghindari minuman yang mengandung kafein. Maria menyarankan, terkait dengan obatnya, sebaiknya didiskusikan dengan dokternya.
"Bagi pasien-pasien diabetes harus menyadari posisi saat ini, apakah masuk kategori risiko sangat tinggi, tinggi, sedang atau rendah," imbuhnya.
Dia menekankan, untuk pasien risiko sangat tinggi harus waspada, lakukan pengecekan gula darah lebih sering dan harus diwaspadai gejala-gejala dari hipoglikemia dan hiperglikemia.
Apabila dalam pengecekan gula darah kurang dari 70 atau lebih dari 300, direkomendasikan untuk membatalkan puasa sedangkan untuk pengaturan obat harus dikonsultasikan dengan dokter agar tetap bisa menjalankan ibadah puasa dengan baik tetapi tidak muncul komplikasi.
Maria mengimbau, saat akan menjalankan ibadah puasa, penderita diabetes harus dapat mengklasifikasikan masuk dalam kategori pasien diabetes risiko sangat tinggi, tinggi, sedang atau rendah.
Menurutnya risiko tinggi adalah mereka yang pernah mengalami hipoglikemia yang berat dan penurunan gula darah dalam 3 bulan terakhir menjelang Ramadahan ini.
Baca juga: Daftar Sekolah Kedinasan STMKG 2022, Cek Jumlah Formasi dan Syaratnya
Atau hipoglikemia berulang, perempuan yang sedang hamil, pasien-pasien cuci darah, seseorang yang mengalami kegawatan yakni Hyperosmolar Hyperglycemic State (HHS) dalam tiga bulan terakhir. Mereka termasuk pasien yang memiliki risiko tinggi apabila berpuasa.
Dia menjelaskan, yang masuk kategori sedikit rendah yaitu, pasien yang mengalami hipoglikemia sedang. Kategori gulanya 150 sampai 300 atau pasien diabetes yang tinggal sendiri dan tidak ada anggota keluarga yang menemani, pasien-pasien usia lanjut atau memiliki komorbid lain. Misalnya pernah stroke, terkena serangan jantung masuk dalam risiko tinggi.
Sedangkan pasien yang masuk risiko sedang itu diabetes yang terkendali dan yang rendah yang menggunakan salah satu macam obat saja. Biasanya pasien yang masuk kategori risiko sedang atau rendah masih aman saat menjalankan puasa. Tetapi mereka yang masuk risiko sangat tinggi dan tinggi harus mewaspadai beberapa hal.
"Ada tanda-tanda yang mereka harus pahami di dalam tubuh, kapan harus segera membatalkan puasa," ungkap Maria.
Baca juga: Dibuka 9 April, Cek Dulu Dokumen untuk Daftar Sekolah Kedinasan 2022
Maria mengimbau bagi pasien-pasien yang akan melaksanakan ibadah puasa, harus mempersiapkan diri tidak di saat-saat akhir menjelang bulan puasa. Tetapi 1 atau 2 bulan sebelumnya sehingga saat masuk bulan Ramadan sudah tertata dengan baik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.