Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokter RSND Undip: Seperti Ini Ciri Anak Hiperaktif

Kompas.com - 16/04/2022, 08:37 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Orangtua yang memiliki anak hiperaktif harus waspada. Perlu dipahami apakah anak itu hiperaktif normal atau tidak normal.

Menurut Dokter Spesialis Anak Konsultan Rumah Sakit Nasional Diponegoro Undip, dr. Tun Paksi Sareharto, M.Si.Med., Sp.A (K)., hiperatif pada anak ditandai dengan anak yang tidak bisa diam dan selalu bergerak.

Hiperaktif berbeda dengan berperilaku sangat aktif, anak yang hiperaktif memiliki keinginan untuk bergerak terus menerus yang tidak bisa ia kontrol.

Baca juga: Diabetes Boleh Puasa, Dokter RSND Undip: Perhatikan Dulu Hal Ini

Orang tua patut waspada bila perilaku aktif anak justru membuat mereka kesulitan untuk menjalani aktivitas sehari-hari atau bahkan menyebabkan gangguan interaksi dengan teman sebayanya.

"Hiperaktif bisa dikatakan anak tidak bisa tenang, tidak bisa diam atau selalu bergerak kesana kemari," ujarnya dikutip dari laman Undip, Kamis (14/4/2022).

Dikatakan, kalau hiperaktifnya normal, anak masih bisa diam ketika dia diharuskan untuk diam. Tetapi orangtua juga harus tahu hiperaktif yang kelainan, tanda hiperaktif yang kelainan dapat dilihat.

Ciri anak hiperaktif

  • anak berjalan ke sana kemari
  • mungkin nabrak-nabrak
  • jahil yang berlebihan
  • diminta diam namun tidak bisa
  • bergerak mengulang-ulang seperti lari berputar-putar tanpa ada maksudnya
  • terlalu responsif

"Jika melihat anak tampak hiperaktif, orang tua mesti periksa ke dokter anak, apakah ini hiperaktif normal atau tidak normal. Dokter akan melakukan asesmen dan menegakkan diagnosis jika memang ini autis akan diterapi," terangnya.

Baca juga: Ini Cara Cegah Obesitas dari Dokter RSND Undip

Dijelaskan, sebagian besar terapi autis adalah terapi perilaku atau behavioral therapy. Pada anak autis biasanya terjadi keterlambatan bicara, sehingga terapi anak autis sebaiknya dilakukan sedini mungkin.

Jadi ketika ada keanehan pada anak orang tua harus tanggap. Deteksi dini akan sangat membantu sekali dan perbaikannya akan cepat serta diharapkan dapat masuk di sekolah umum.

Selain itu, orangtua juga harus memahami kelemahan dan kelebihan anak sehingga nantinya dapat mengarahkan anak ke jenjang yang lebih tinggi. Sebab pada akhirnya anak-anak akan lepas dari orang tua dan harus mandiri.

Orang tua mesti tahu apa yang akan anak tuju kelak saat sudah dewasa atau ingin bekerja sebagai apa, hal tersebut menentukan perguruan tinggi mana atau bidang ilmu mana yang mau dimasuki.

Tak hanya itu saja, diskusi dengan anak dan keluarga sangat diperlukan, untuk menimbang-nimbang kemampuan anak, bidang pendidikan dan lokasi pendidikan.

"Kalau kita bertemu anak hiperaktif atau orang tua merasa anaknya hiperaktif, harus dievaluasi terlebih dahulu apakah hiperaktif wajar atau tidak," tuturnya.

Sebab, anak-anak usia balita memang kadang sangat aktif karena perkembangan motorik halus dan kasarnya masih berkembang jadi memang butuh banyak bergerak.

Baca juga: Anak Masuk SD Usia Berapa? Ini Penjelasannya

Tetapi kalau ada perilaku yang aneh atau diulang-ulang, interaksi dengan orang tidak bisa, misalnya:

1. tidak ada kontak mata

2. diajak berbicara tidak melihat lawan bicaranya

3. diajak berbicara tidak nyambung atau tidak menyahut

"Maka hal tersebut mesti diwaspadai. Segera periksakan ke dokter anak agar kita bisa menentukan autis atau bukan, atau terdapat kelainan yang lain," harapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkini Lainnya

5 Sekolah Kedinasan Boleh Mata Minus, Kuliah Gratis dan Lulus Jadi CPNS

5 Sekolah Kedinasan Boleh Mata Minus, Kuliah Gratis dan Lulus Jadi CPNS

Edu
Dosen IPB Sebut 7 Makanan Manusia yang Tidak Bisa Dimakan Kucing

Dosen IPB Sebut 7 Makanan Manusia yang Tidak Bisa Dimakan Kucing

Edu
Libur Sekolah Total 24 Hari Selama Puasa dan Idul Fitri 2025

Libur Sekolah Total 24 Hari Selama Puasa dan Idul Fitri 2025

Edu
Cek Biaya Uang Pangkal Kedoktean Unsoed Jalur Mandiri 2025

Cek Biaya Uang Pangkal Kedoktean Unsoed Jalur Mandiri 2025

Edu
Beasiswa S1 Gratis ke Singapura, Dapat Tunjangan Hidup dan Asrama

Beasiswa S1 Gratis ke Singapura, Dapat Tunjangan Hidup dan Asrama

Edu
Minat Siswa Belajar Sains Menurun, Wakil Dekan FMIPA UGM Ungkap Penyebabnya

Minat Siswa Belajar Sains Menurun, Wakil Dekan FMIPA UGM Ungkap Penyebabnya

Edu
Beasiswa JIS untuk Siswa Kelas 8-10, Gratis Biaya Sekolah Sampai Lulus

Beasiswa JIS untuk Siswa Kelas 8-10, Gratis Biaya Sekolah Sampai Lulus

Edu
Ramai Tagar KaburAjaDulu, Cek 10 Beasiswa S1-S3 Gratis ke Luar Negeri Tak Wajib Pulang ke Indonesia

Ramai Tagar KaburAjaDulu, Cek 10 Beasiswa S1-S3 Gratis ke Luar Negeri Tak Wajib Pulang ke Indonesia

Edu
Menteri Mu’ti: ASN Harus Kerja Lebih Cerdas dan Inovatif di Tengah Efisiensi Anggaran

Menteri Mu’ti: ASN Harus Kerja Lebih Cerdas dan Inovatif di Tengah Efisiensi Anggaran

Edu
Syarat Nilai Rapor untuk Daftar IPDN dan Jurusannya, Kuliah Gratis Bisa Jadi CPNS

Syarat Nilai Rapor untuk Daftar IPDN dan Jurusannya, Kuliah Gratis Bisa Jadi CPNS

Edu
Kemenag: 39.012 Siswa Daftar Madrasah Aliyah Unggulan Tahun 2025

Kemenag: 39.012 Siswa Daftar Madrasah Aliyah Unggulan Tahun 2025

Edu
Anak Usaha PT KAI Buka Lowongan Kerja Pramugara-Pramugari 2025, Lulusan SMA Bisa Daftar

Anak Usaha PT KAI Buka Lowongan Kerja Pramugara-Pramugari 2025, Lulusan SMA Bisa Daftar

Edu
Pendanaan Riset Kampus Swasta, Mendikti Brian Akan Dorong Industri Investasi Riset

Pendanaan Riset Kampus Swasta, Mendikti Brian Akan Dorong Industri Investasi Riset

Edu
Mendikti Brian Sebut Kampus Vokasi Juga Bekali Sains dan Teknologi

Mendikti Brian Sebut Kampus Vokasi Juga Bekali Sains dan Teknologi

Edu
Tes CBT Masuk MAN Unggulan Berlangsung 2 Hari, Catat Tanggal Pengumumannya

Tes CBT Masuk MAN Unggulan Berlangsung 2 Hari, Catat Tanggal Pengumumannya

Edu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau