Sehingga, jika terjadi masalah pada saluran tersebut dapat menyebabkan seseorang mengalami penurunan peluang kehamilan, serta dapat meningkatkan risiko kehamilan ektopik atau hamil di luar kandungan.
Baca juga: Ingin Turunkan Kolesterol Secara Alami? Ahli Gizi Unair Beri Kiatnya
“Selanjutnya adalah menyebabkan kecanduan dan keracunan,seperti halnya rokok tembakau, vape juga memiliki kandungan nikotin. Nikotin merupakan zat yang dapat menstimulus otak untuk melepaskan hormone dopamine dalam jumlah yang relative tinggi,”jelas Vella, dilansir dari laman UM Surabaya.
Hal inilah yang kemudian dapat menyebabkan terjadinya efek kecanduan atau ketergantungan.
Selain dapat menyebabkan kecanduan, Nikotin juga dapat memicu terjadinya keracunan pada tubuh. Serta dapat menyebabkan kerusakan pada berbagai organ vital.
Ketiga menyebabkan penyakit gagal ginjal, salah satu zat yang terkandung dalam vape adalah propilen glikol.
Zat ini sebenarnya tidak berbahaya jika dikonsumsi dalam batas wajar. Namun pengguna rokok elektrik dapat menggunakan bahan atau komposisi vape sesuka hati.
Jika zat tersebut dikomsumsi di luar batas wajar, maka dapat menyebabkan terjadinya gagal ginjal.
Baca juga: 5 Cara Menurunkan Asam Lambung Tanpa Obat, Tips Kemendikbud
“Efek lain adalah meningkatkan risiko penyakit paru-paru, kandungan nikotin yang terdapat dalam vape bisa menyebabkan peningkatan risiko peradangan pada paru-paru. Selain itu kandungan perasa yang terdapat dalam vape juga dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan epitel di paru-paru,”jelas Vella lagi.
Lebih lanjut lagi ia menjelaskan penggunaan vape memicu kanker. Rokok elektrik atau vape juga memiliki komponen nikotin di dalamnya seperti halnya rokok tembakau konvensional.
Nikotin merupakan salah satu kelompok senyawa yang dapat memicu kanker atau bersifat karsinogen.
Penggunaan vape juga menyebabkan penyakit jantung. Uap nikotin yang dihasilkan dari vape dapat menyebabkan terjadinya peningkatan kadar adrenalin dalam tubuh.
“Hormon adrenalin ini biasanya akan meningkat ketika seseorang sedang mengalami kondisi stress atau depresi. Produksi hormone ini dalam jumlah yang tinggi dapat meningkatkan kinerja jantung. Sehingga berisiko menyebabkan terjadinya serangan jantung, karena jantung harus dipaksa bekerja lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh,”jelasnya.
Menurut Vella beralih menggunakan vape, bukan merupakan alternatif yang tepat untuk berhenti dari kebiasaan merokok.
Karena pada kenyataannya vape dapat menyebabkan berbagai macam gangguan kesehatan pada tubuh seperti halnya penggunaan rokok tembakau konvensional.
“Mari memulai hidup sehat dengan berhenti mengkonsumsi produk olahan tembakau. Karena baik itu rokok tembakau konvesional ataupun rokok elektrik (vape) sama – sama berbahaya bagi kesehatan,”tukasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.