Ifa mengungkapkan, Kapal Putri Mayang Madu merupakan proyek bersama dengan 31 siswa SMKN 3 Buduran di bawah bimbingan guru dan para mentor yang ahli di bidang masing-masing.
Lebih lanjut, ia menyampaikan, kapal tersebut dibuat melalui project based learning (PBL) di bawah bimbingan dari mitra industri, yakni PT Tunas Maritim Global dan Rosyid Collage.
“Tujuan saya mengikuti proyek kapal ijon-ijon ini, utamanya untuk menambah pengalaman dalam membuat kapal secara nyata, khususnya kapal kayu. Ternyata, apa yang saya dapatkan lebih dari sekedar pengalaman. Semuanya sangat berkesan,” kata Ifa.
Baca juga: Founder Kampung Inggris MM: Kompetensi dan Pengalaman Jadi Pendukung Kemampuan Bahasa Inggris
Pada kesempatan yang sama, Kepala SMKN 3 Buduran Eko Budi Agus Supriatna mengatakan, sekolahnya memang lebih dahulu dikenal sebagai Sekolah Teknik Menengah (STM) Perkapalan Sidoarjo sebelum menjadi SMKN 3 Buduran.
Sekolah tersebut, kata dia, sudah pernah menghasilkan beberapa produk kapal dari fiber ataupun aluminium dengan ukuran yang relatif kecil.
“Kapal Putri Mayang Madu ini adalah kapal kayu pertama kami dan sekaligus membuktikan bahwa SMK bisa. Ketika SMK diberi kepercayaan mereka bisa,” kata Eko bersemangat.
Selain siswa dan siswi SMKN 3 Buduran, lanjut dia, pembuatan kapal juga melibatkan siswa SMK Sunan Drajat Lamongan.
Eko menjelaskan, peserta didik SMK Negeri 3 Buduran dari Kompetensi Keahlian Interior Kapal dan Desain Rancang Bangun Kapal telah mendesain ulang dan membangun kembali kapal tradisional.
Revitalisasi kapal tersebut, kata dia, dilakukan dengan pendampingan dari Rosyid College Maritime and Arts dan PT Tunas Maritim Global.
“Awalnya, kami diberi tantangan dari Dirjen Kebudayaan yang memang sedang ada kegiatan Revitalisasi Jalur Rempah. Salah satu tujuannya adalah membangun kapal kayu tradisional yang memang mulai punah,” imbuh Eko.
Sebagai salah satu sekolah vokasi di bidang perkapalan, ia menyebutkan, SMKN 3 Buduran akhirnya ditunjuk untuk mengerjakan proyek revitalisasi kapal tradisional jenis ijon-ijon.
Melalui Direktorat SMK, sebut Eko, SMKN 3 Buduran kemudian mendapat bantuan program melalui program SMK PK SPD.
"SMKN 3 Buduran akhirnya menggandeng PT Tunas Maritim Global yang memang memiliki pengalaman dalam pembuatan kapal kayu,” katanya.
Baca juga: TNI AL Koordinasi dengan Kemhan soal Kerja Sama Pembuatan Kapal Selam dengan Korsel
Untuk desain kapal, Eko menjelaskan, SMKN 3 Buduran menggandeng Rosyid College of Arts and Maritime Studies sebagai konsultan.
“Dari situ, para siswa kemudian akan menggambar kapal tersebut dalam kertas kerja dan menghitung spesifikasi kapal. (Kegiatan ini) tentu (dilakukan) dengan bimbingan dari mitra kami,” ujar Eko.