Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Lahirkan Pribadi Unggul Masa Depan, Sekolah Cikal Terapkan Pendidikan Berbasis Kompetensi

Kompas.com - 27/03/2023, 17:30 WIB
Dwi NH,
A P Sari

Tim Redaksi

Setiap bagian dari komunitas, sebut Najelaa, diperlakukan dengan kepedulian, seperti anak dan keluarga sendiri. Hal ini dilakukan dengan proses bermain, belajar, dan bekerja yang terpersonalisasi secara relasi dan interaksi dengan penuh empati.

“Penerapan personalisasi tidak hanya sekadar dari pemilihan program saja di Cikal. Kami juga memberikan ruang personalisasi bagi anak untuk mendesain seragam batiknya sendiri dan mewarnai rambut,” ucapnya.

Baca juga: 5 Gaya Rambut Kasual untuk Wanita di Acara Buka Puasa Bersama

Sebagai Head of School Cikal, Psikolog Tari Sandjojo menuturkan bahwa personalisasi dalam pembentukan gaya seragam batik dan mewarnai rambut merupakan salah satu langkah Cikal untuk mengimplementasikan personalisasi secara maksimal.

“Seiring Cikal bertumbuh, usaha sekolah ini untuk mengimplementasikan komitmen personalisasi secara maksimal semakin banyak dan semakin kuat,” ujarnya.

Seragam tersebut, lanjut Tari, memang harus tetap batik Cikal. Akan tetapi, cara anak-anak mendesain harus diberikan ruang untuk menyesuaikan kepribadian masing-masing dengan tetap mengacu pada dress policy yang telah ditetapkan oleh Cikal.

“Mengenai gaya dan warna rambut, pada dasarnya, acuan pertimbangan kami adalah penampilan itu tidak mengubah kepribadian atau karakter pembelajar di Cikal,” jelasnya.

Baca juga: Tip Padu Padan Kebaya Warna Gelap agar Penampilan Anggun Saat Lamaran

Peranan kesepakatan bersama

Najelaa menjelaskan, penerapan pendekatan personalisasi dilakukan melalui komunikasi dua arah, yaitu murid dan guru.

Hal tersebut, kata dia, dilakukan agar anak tetap mengembangkan dan mengekspresikan dirinya serta menumbuhkan keseimbangan hidup pada anak.

“Di Cikal, kami punya yang namanya kesepakatan bersama. Nah, kesepakatan bersama itu, sifatnya bukan satu arah, bukan cuma peraturan sekolah. Tetapi, kami yakin perlu dilakukan sama-sama dan dihormati sama-sama di Cikal,” ucap Najelaa.

Selain itu, lanjut dia, Cikal juga melihat satu-satu,seperti apa saja tindakan yang mengganggu dan hal apa saja yang menunjukkan ketidakpedulian.

Dalam diskusi antara guru dan murid, menurut Najelaa, rambut itu dianggap sebagai sesuatu yang lebih pilihan pribadi.

Baca juga: Guru SMA Ungkap Masa Jokowi Remaja: Rambut Gondrong, tapi Pintar

“Jadi, tidak akan mengganggu orang lainkan kalau rambutnya gondrong atau rambutnya warna-warni? Selama itu disepakati sama-sama, maka peraturannya tidak akan berubah. Boleh gondrong, boleh dicat rambutnya di Cikal,” imbuhnya.

Untuk diketahui, Cikal merupakan sekolah berbasis kompetensi pertama di Indonesia yang dinaungi oleh Yayasan Cinta Keluarga (Cikal).

Lebih dari 23 tahun usianya berdiri, kini Cikal sudah menguatkan komitmennya pada tiga lini pendidikan bagi anak-anak Indonesia.

Pertama, Rumah Main Cikal untuk jenjang Prasekolah. Kedua, Sekolah Cikal untuk jenjang taman kanak-kanak (TK) sampai dengan sekolah menengah atas (SMA).

Baca juga: Bocah 15 Tahun Tabrak Pelajar SMA hingga Tewas, Polisi Kecam Orangtua yang Biarkan Anaknya Berkendara Tanpa SIM

Ketiga, Pendidikan Inklusi Cikal, yaitu lini pendidikan inklusif yang menguatkan Cikal sebagai sekolah inklusi untuk mengoptimalkan pengembangan diri anak-anak berkebutuhan khusus.

Apabila ingin mengenal lebih dalam tentang cara Cikal menumbuhkan kompetensi dalam diri anak-anak didik, Anda bisa mengunjungi laman www.cikal.co.id dan atau melakukan visitasi ke Cikal melalui bit.ly/cikalcs.

Jangan lupa mengunjungi akun media sosial (medsos) Instagram Cikal @SekolahCikal, @RumahMainCikal, @PendidikanInklusiCikal.

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com