KOMPAS.com - Setiap anak pertumbuhan dan perkembangannya berbeda-beda. Ada yang cepat belajar untuk berbicara, tetapi ada pula yang terlambat bicaranya.
Ternyata hal itu bisa disebabkan oleh beberapa faktor, mulai dari faktor internal hingga faktor eksternal.
Adapun faktor internal berhubungan dengan jenis kelamin, keturunan atau genetik, dan fisik anak berupa malfungsi neurogis.
Sedang faktor eksternal lebih berkaitan dengan jarak kelahiran, sosial ekonomi, tingkat pendidikan dan stimulasi oleh orangtua atau pengasuh.
Baca juga: Cek Ketentuan Beasiswa UM Surabaya bagi 5 Besar Juara Kelas
Terkait hal itu, Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UM Surabaya Sri Lestari menyebut, untuk mengevaluasi anak dengan gangguan bicara, orang tua tidak boleh melakukan diagnosa sendiri dan perlu berkonsultasi pada ahli.
Tetapi, keanehan atau red flag dalam perkembangan bahasa sejak anak usia bayi misalnya, tidak respon ketika dipanggil pada umur 6 bulan dapat menjadi skrining awal bagi orangtua.
Apalagi jika dilihat data di Indonesia yang di rilis Kemenkes pada 2015, angka keterlambatan bicara pada anak di Indonesia termasuk tinggi yakni berada pada angka 68 persen.
"Tentu saja penting bagi orangtua untuk memantau keterlambatan perkembangan anak karena kelalaian sekecil apapun dapat mengakibat berdampak pada afektif, kognitif maupun kemampuan bersosialisasi di kemudian hari," ujar Tari dikutip dari laman UM Surabaya, Selasa (30/5/2023).
Dikatakan, pada konteks faktor eksternal, stimulasi dari orangtua atau pengasuh mengambil peranan yang sangat penting. Berbagai hal perlu dilakukan orangtua untuk mencegah anak terlambat bicara.
Komunikasi dua arah penting dilakukan oleh orangtua sejak anak masih bayi, bahkan masih dalam kandungan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.