Gawai maupun sejenisnya yang berbentuk tontonan jika diberikan secara berlebihan dapat mengganggu perkembangan anak dan dalam tingkat yang parah dapat mempengaruhi keterampilan kognitif maupun bersosialisasi.
Namun ironisnya, seringkali tontonan berupa Youtube digunakan untuk membuat anak agar diam bukan untuk edukasi.
"Mengedukasi anak melalui tontonan artinya ikut mendampingi anak saat menonton, mengajaknya bernyanyi dan berkomunikasi saat menonton namun tetap dengan waktu screen time sewajarnya," imbuhnya.
Untuk kegiatan membacakan buku tidak hanya dapat meningkatkan perkembangan bahasa anak namun juga dapat meningkatkan daya kreatif dan imajinatif anak.
Cara kreatif lain untuk menstimulasi anak dapat juga dilakukan dengan memberikan mainan. Anak dapat bermain sendiri maupun bersama orangtua.
Tidak hanya berhubungan dengan perkembangan bahasa, bermain bersama juga dapat mempererat hubungan emosional antara orangtua dengan anak.
Baca juga: Perempuan Rentan Osteoporosis, Dosen UM Surabaya: Ini 3 Cara Mencegahnya
Salah satu faktor eksternal yang dapat mempengaruhi perkembangan bahasa anak adalah jarak lahir. Semakin dekat jarak lahir, potensi perhatian orangtua pada anak akan berkurang dan ini dapat mempengaruhi juga perkembangan bahasa anak.
"Para ahli menemukan bahwa anak dengan jarak lahir kurang dari empat tahun berpotensi lebih tinggi mengalami keterlambatan bicara daripada anak yang diatur jarak kelahirannya," tandas Tari.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.