Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Psikolog Unair: Ini Tips Keluar dari Hubungan Toksik

Kompas.com - 28/08/2023, 16:30 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber Unair

KOMPAS.com - Menjalani hubungan atau relasi dengan siapa saja tentu harus ada batasnya. Jangan sampai justru menjadi hubungan yang toksik atau tidak sehat.

Toxic relationship adalah suatu hubungan atau relasi yang tidak sehat sehingga menimbulkan perasaan negatif.

Terkait hubungan toksik, Psikolog Universitas Airlangga (Unair) Ayu Kartika, SPsi., MPsi., Psikolog., memberikan penjelasannya.

Menurutnya, hubungan toksik sebenarnya sangat beragam. Beberapa karakteristik hubungan tidak sehat seperti memaksakan kehendak, suka berbohong, bersikap terlalu curiga, hingga merendahkan pasangan.

Baca juga: Tips Lulus Wawancara Kerja, Info Webinar Unair

Selain itu, hubungan terkategori toksik jika melibatkan kekerasan baik secara fisik, emosional, seksual, finansial, atau penelantaran.

Ia menyebut, keinginan untuk selalu bergantung (kodependensi) pada orang lain dan narsistik juga menjadi tanda seseorang menjalin hubungan tidak sehat.

"Jadi sebenarnya toxic relationship hanya istilah umum yang sering kita gunakan. Sebab ada banyak jenis hubungan tidak sehat dalam relationship spectrum," ujarnya, seperti dilansir dari laman Unair, Senin (28/8/2023).

Adapun salah satu penyebab seseorang terjebak hubungan toksik ialah adanya siklus trauma. Kejadian di masa lampau yang tidak menyenangkan ternyata dapat mempengaruhi otak.

Sehingga saat dewasa, orang cenderung menjalin hubungan yang serupa dengan pengalaman hidupnya.

"Sebagai ilustrasi, anak yang sering mendapatkan perlakuan kekerasan dari orang tua, maka ketika dewasa akan rentan terjebak dalam toxic relationship. Alasannya, karena mereka sudah familiar dengan situasi tersebut dan inilah yang dinamakan cycle of abuse," jelas Ayu.

Baca juga: Cara Mengasuh Anak dengan Baik, Info Dosen Psikologi Unair

Untuk dampak akibat hubungan yang tidak sehat yaitu gangguan sosial, ketidakmampuan emosional, bahkan perkembangan saraf terganggu.

Maka, ia menyarankan bagi seseorang yang berada dalam hubungan toksik untuk berani keluar dari ikatan tersebut.

"Cari akar permasalahan yang menyebabkan kalian merasa mengalami hubungan tidak sehat, misalnya perasaan tidak dicintai, cemas, penolakan, dan lain-lain. Kemudian, jangan ragu untuk memutus lingkaran toksik," ungkapnya.

Ayu juga menjelaskan bahwa usai melewati tahap perpisahan, penting bagi seseorang meluangkan waktu untuk menyadari bahwa proses tersebut tidak mudah.

Selain itu, menilai kualitas hubungan sebelumnya dan mengenali kembali batasan personal.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau