Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trisetyo, Angkat Bakso ke Kelas Resto

Kompas.com - 30/05/2010, 13:36 WIB

Dari 20 gerai Bakso Ino tersebut, hampir semuanya berkonsep restoran modern. Coba sesekali Anda mampir ke salah satu gerai Bakso Ino yang ada di Jalan Tebet Raya, Jakarta Selatan, yang ditata dengan konsep minimalis.

Kursi dan meja sengaja ditata tak sekadar untuk makan, tapi dibuat nyaman untuk bersantai para pengunjung bersama keluarga, kolega, dan teman sejawat.

Tri mengatakan, desain interior menjadi pertimbangan penting baginya dalam mengemas gerai. "Saya ingin mengangkat derajat jajanan bakso dari kelas gerobak dorong menjadi lebih bergengsi," kata pria yang kini berusia 49 tahun itu.

Namun, sukses tidaknya bisnis makanan bagaimanapun sangat tergantung pada kelezatan dan kualitas hidangannya. Untuk urusan ini, Tri menjamin kualitas baksonya terjaga karena tidak mengandung bahan kimia, baik untuk pengenyal maupun untuk mengawetkan bakso. "Sejak membuka usaha bakso pada 1998, saya membuat resep sendiri bersama istri," ujar Tri.

Untuk memenuhi pasokan bahan baku bakso di semua gerainya, ia butuh daging sapi 100 kilogram per hari. Daging sebanyak itu dia olah menjadi 12.000 butir.

Untuk belanja bahan baku daging, Tri rata-rata mengeluarkan Rp 6 juta per hari. Ini di luar belanja kebutuhan rutin, baik harian maupun mingguan, seperti bumbu dapur, sayuran, dan buah untuk aneka minuman. Belum lagi untuk bahan pelengkap lainnya, seperti kecap, saus, teh botol, dan sumpit yang dipasok oleh 15 distributor tetap yang digandeng Tri.

Tri menyajikan sekitar 45 menu di gerai Bakso Ino. Untuk bakso, Tri membanderol Rp 11.000-Rp 20.000 per porsi. Adapun aneka minumannya rata-rata dijual di bawah Rp 10.000 per porsi. "Segmentasi pasar saya menengah ke atas," kata ayah tiga anak ini.

Sayang, Tri enggan membeberkan omzetnya dari bisnis ini. Yang jelas, kata dia, jumlah pembeli pada akhir pekan bisa meningkat sampai 30 persen dibanding hari biasa.

Rugi ratusan juta

Meski telah sukses menggawangi 20 gerai bakso, bukan berarti perjalanan bisnis Trisetyo Budiman selalu mulus. Dia pernah gagal juga. Bahkan, berulang kali ratusan juta rupiah duitnya harus melayang. Namun kegagalannya ini justru melecutnya untuk memperbaiki manajemen usaha yang dia terapkan sebelumnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com