Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trisetyo, Angkat Bakso ke Kelas Resto

Kompas.com - 30/05/2010, 13:36 WIB

Sejak memutuskan keluar dari pekerjaannya sebagai karyawan di sebuah perusahaan swasta, Trisetyo Budiman banting setir menjadi wirausahawan. Dia memilih bidang usaha bakso.

Tri, sapaan akrabnya, kala itu optimistis usaha baksonya bakal sukses. Sebab, bakso adalah makanan universal yang menjadi kesukaan banyak orang.

Prediksi Tri memang benar. Dia menuai kesuksesan dari bisnisnya tersebut. Namun layaknya pengusaha lain, Tris memiliki pengalaman pahit yang menguras koceknya sangat besar.

Tri berkisah, penyebab kerugiannya adalah ketidakjeliannya dalam memilih lokasi bisnis. Tahun 2001, dia membuka gerai Baso Ino di Rumah Sakit Kramat, Jakarta Pusat. Di lokasi tersebut, Tri merugi lantaran gerai baksonya tak sering ada pengunjung. Tri mengaku rugi Rp 150 juta.

Pada tahun yang sama, Tri kembali gigit jari setelah gerainya di sebuah kawasan industri di Gunung Putri, Bogor, harus gulung tikar. Kali ini, bukan faktor minimnya pembeli yang menjadi sebab, melainkan banyaknya pabrik yang tak lagi beroperasi di sana. "Kerugian saya sampai Rp 350 juta," kata pria berusia 49 tahun ini.

Sejak itu, Tri tak lagi memilih rumah sakit dan kawasan industri sebagai lokasi membuka gerai bakso. Dia pun memindahkan dua gerai itu ke tempat lain.

Penyebab lainnya, Tri tak cermat dalam membuat perjanjian bisnis dengan mitra. Pada 2003, misalnya, dia menjalin kerja sama dengan seorang mitra. Sayangnya, kerja sama tersebut tidak tercatat alias tak ada kontrak hitam di atas putihnya. "Hanya gentlemen agreement berdasar kepercayaan saja," kata bapak tiga anak ini.

Perjanjian yang lemah membuat si mitra bisa dengan mudah memutuskan kontrak kerja sama. Sang mitra memilih jalan sendiri setelah dua tahun kerja sama berlangsung. Padahal, kesepakatan awal perjanjian ini berjalan sampai lima tahun. Tri hanya bisa menelan ludah kala perjanjian bagi hasil 50:50 itu terhenti. Dia pun menderita kerugian Rp 200 juta.

Masih ada lagi kisah kerugian usaha Tri. Kali ini, ketidakcermatan menghitung biaya operasional membuatnya gagal meraih pendapatan yang sesuai estimasi. Kasus kerugian ini terjadi di gerai-gerainya yang ada di pusat perbelanjaan.

Ceritanya, Tri membuka tiga gerai di mal yang ada di Jakarta. Perkiraan awal ongkos sewa tempat dengan fakta di lapangan ternyata berselisih jauh. Rupanya, "Manajemen mal juga mempermainkan harga karena ternyata ongkos sewanya naik," ujar Tri.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com