Yang Suka Bermanja-manja, Sebaiknya Tidak Sekolah di Belanda...

Kompas.com - 07/03/2015, 01:54 WIB
Latief

Penulis

Personal development

Koordinator Beasiswa Nuffic Neso Indonesia, Indy Hardono, usai pertemuan dengan mahasiswa Indonesia di Erasmus University, Rotterdam, mengakui bahwa "kultur akademik" di Belanda sangat menguntungkan pelajar Indonesia. Dosen-dosen di sini sangat egaliter sehingga mudah diajak berdiskusi.

"Anak-anak itu (mahasiswa) jadi lebih mandiri, tidak disuapi terus. Mereka tidak cuma mendengar satu arah, tapi mencari bahan dari literatur atau jurnal, kemudian didiskusikan. Secara tidak sadar, personal development anak-anak itu terbangun," ujarnya.

Anak-anak Indonesia, ketika belajar di Belanda, tidak bisa lagi bermanja-manja dengan waktu dan kenginan. Yang ada adalah belajar, belajar, dan belajar.

"Membahas proyek atau penelitian, mendiskusikan dan menganalisanya. Itu membentuk mereka jadi kritis, tidak ragu mengambil keputusan, dan terbiasa berargumen dengan orang dari luar bangsanya sendiri," ujar Indy.

Untuk itulah, lanjut Indy, calon pelajar yang akan menimba ilmu di luar negeri, terutama di Belanda, sudah harus siap mental, bahwa sudah bukan lagi saatnya bersantai-santai lagi. Jika di Tanah Air sendiri "haram" untuk berleha-leha, apalagi jauh di negeri orang; cuma buang-buang uang dan waktu. Jadi, siapkan mental dari sekarang!

Baca juga: Maaf... Anda Tak Pantas Meraih Beasiswa!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang


komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau