Anak "Ngamuk"? Sampaikan 9 Kalimat Ini untuk Meredakan (2)

Kompas.com - 05/08/2018, 15:11 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Marah adalah bentuk emosi wajar dan bisa dialami siapapun, termasuk juga anak-anak. Biasanya, anak mengungkapkan perasaan ini dengan cara mengamuk, galak, ngambek, menjerit, atau menangis dramatis.

Meskipun normal, kemarahan dapat menjadi masalah jika perilaku tersebut tidak terkendali atau agresif. 

Seperti kasus di CIkajang, "hanya" gara-gara kehilangan buku pelajaran, dua pelajar SD di Desa Cikandang, marah kemudian duel hingga salah satu tewas.

Jika anak sering mengalami kondisi marah tidak terkendali atau agresif, sebaiknya orangtua jangan langsung menghukum atau berbalik marah. Lantas bagaimana cara mengatasinya?

Baca artikel sebelumnya: Anak Ngamuk? Sampaikan 9 Kalimat Ini untuk Meredakan (1) 

Dikutip dari laman Sahabat Keluarga Kemendikbud, berikut 9 kalimat yang dapat disampaikan untuk meredakan amarah anak:

5. Mempertegas dengan volume rendah

Para orangtua sering menggunakan kalimat, ”Berapa kali sih harus dibilangin!” Kalimat penegasan ini dampaknya bisa berbeda dari yang orangtua harapkan. Coba gunakan cara berbeda, seperti, ”Adik nggak dengar yang Bunda katakan? Coba bisikin apa yang Bunda bilang tadi.”

Baca juga: Sepele, 6 Hal Ini Bisa Sebabkan Anak Mogok Sekolah

Kalimat dengan volume rendah dapat mempertegas namun terdengar lebih menyenangkan bagi anak.

6. Menghargai perasaan anak

Kadang karena ikut larut dalam emosi, orangtua lepas kontrol dan mengucapkan kalimat menyakiti perasaan anak di depan orang lain atau di muka umum.

Misal, ”Kakak nih, bikin malu!” Harap diingat, ini bukan tentang orangtua tetapi anak dan perasaannya. Kita bisa membantu menyelesaikan persoalan anak tanpa menyinggung perilaku. Misalnya dengan kalimat, ”Ayo kita ke tempat lebih tenang supaya masalahnya selesai.”

7. Berikan senyuman tulus

Hindari menanggapi kemarahan anak dengan menghela napas dan menggeleng-gelengkan kepala. Sebaiknya pandang mata anak, ingat kelebihan dan kebaikkannya serta berikan senyum tulus kepadanya.

Meski anak sedang mengecewakan, selalulah mencoba melihat kelebihan dan kebaikan anak.

Halaman Berikutnya
Halaman:


komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau