Tugasnya membosankan, yaitu di depan layar komputer diminta menekan tombol space-bar ketika muncul gambar keju, dan tidak menekan tombol ketika muncul gambar kucing. Mereka boleh berhenti kapan saja.
Mereka bisa berhenti melakukan tugas dan bermain game dengan iPad yang memang sengaja ditaruh di dekat mereka. Hasilnya?
Anak usia 6 tahun cenderung lebih tahan lama mengerjakan tugas daripada anak 4 tahun. Hal ini tidak mengherankan.
Tapi pada semua usia, baik anak 4 maupun 6 tahun yang memakai topeng atau sayap, Batman dan kawan-kawannya di kelompok tiga rata-rata mengerjakan tugas yang diberikan 2 kali lebih lama dibandingkan kelompok pertama dan kedua. Mengapa bisa demikian?
Peneliti menyimpulkan bahwa hal ini bisa jadi karena beberapa faktor.
Pertama adalah, semua orang tahu Batman. Batman tidak akan mengecewakan orang lain yang dibantunya. Kedua, semua orang tahu reputasi Batman, dia akan berusaha dengan keras mengerjakan tugas yang ada di pundaknya. Ketiga, menjadi “pahlawan super” membuat anak tidak merasa sedang mengerjakan tugas yang membosankan. Karena apapun yang dikerjakan, menjadi Batman itu mengasyikkan.
Para peneliti menamakan fenomena ini “Batman Effect”.
Saya kemudian paham, ikat kepala plastik warna merah tadi membuat anak saya menjadi
Wonder Women, pahlawan super yang suka membantu orang lain.
Kehadiran Wonder Woman di pikiran anak membantu mereka mengembangkan rasa tanggung jawab dan kerja keras, sesuai karakter yang ada di pikiran anak ketika memakai atributnya.
Lain kali saya akan minta anak saya pakai ikat kepala itu tadi, lalu saya minta tolong "Wonder Women" untuk mencuci piring makannya sendiri, menyiapkan seragam sekolah, menjaga adik ketika Bunda sedang mandi, atau membantu ayah memotong rumput di halaman.
Fix!
Sumber :
https://onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/10.1111/cdev.12695?campaign=woletoc