Bondhan Kresna W.
Psikolog

Psikolog dan penulis freelance, tertarik pada dunia psikologi pendidikan dan psikologi organisasi. Menjadi Associate Member Centre for Public Mental Health, Universitas Gadjah Mada (2009-2011), konselor psikologi di Panti Sosial Tresna Wredha “Abiyoso” Yogyakarta (2010-2011).Sedang berusaha menyelesaikan kurikulum dan membangun taman anak yang berkualitas dan terjangkau untuk semua anak bangsa. Bisa dihubungi di bondee.wijaya@gmail.com. Buku yang pernah diterbitkan bisa dilihat di goo.gl/bH3nx4 

“Batman Effect” Membuat Anak Antusias Membantu Orangtua?

Kompas.com - 03/09/2018, 21:40 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

3. Menjadi "Batman" mengasyikan

Tugasnya membosankan, yaitu di depan layar komputer diminta menekan tombol space-bar ketika muncul gambar keju, dan tidak menekan tombol ketika muncul gambar kucing. Mereka boleh berhenti kapan saja.

Mereka bisa berhenti melakukan tugas dan bermain game dengan iPad yang memang sengaja ditaruh di dekat mereka. Hasilnya?

Anak usia 6 tahun cenderung lebih tahan lama mengerjakan tugas daripada anak 4 tahun. Hal ini tidak mengherankan.

Tapi pada semua usia, baik anak 4 maupun 6 tahun yang memakai topeng atau sayap, Batman dan kawan-kawannya di kelompok tiga rata-rata mengerjakan tugas yang diberikan 2 kali lebih lama dibandingkan kelompok pertama dan kedua. Mengapa bisa demikian?

Peneliti menyimpulkan bahwa hal ini bisa jadi karena beberapa faktor.

Pertama adalah, semua orang tahu Batman. Batman tidak akan mengecewakan orang lain yang dibantunya. Kedua, semua orang tahu reputasi Batman, dia akan berusaha dengan keras mengerjakan tugas yang ada di pundaknya. Ketiga, menjadi “pahlawan super” membuat anak tidak merasa sedang mengerjakan tugas yang membosankan. Karena apapun yang dikerjakan, menjadi Batman itu mengasyikkan.

4. Mengembangkan tanggung jawab

 

Para peneliti menamakan fenomena ini “Batman Effect”.

Saya kemudian paham, ikat kepala plastik warna merah tadi membuat anak saya menjadi
Wonder Women, pahlawan super yang suka membantu orang lain.

Kehadiran Wonder Woman di pikiran anak membantu mereka mengembangkan rasa tanggung jawab dan kerja keras, sesuai karakter yang ada di pikiran anak ketika memakai atributnya.

Lain kali saya akan minta anak saya pakai ikat kepala itu tadi, lalu saya minta tolong "Wonder Women" untuk mencuci piring makannya sendiri, menyiapkan seragam sekolah, menjaga adik ketika Bunda sedang mandi, atau membantu ayah memotong rumput di halaman.

Fix!

Sumber :
https://onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/10.1111/cdev.12695?campaign=woletoc

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau