Kelompok Kerja Guru Mandiri Melawan 'Efek Mattew' di Kaltara

Kompas.com - 15/11/2018, 21:43 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Seluruh daerah di Indonesian tengah didorong mencari jalan mengatasi rendahnya keterampilan membaca siswa SD.

“Kabupaten Bulungan di Kalimantan Utara (Kaltara) menjawab tantangan ini dengan mengembangkan Kelompok Kerja Guru (KKG) mandiri,” tulis Erix Hutasoit, Communication Officer Program Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI) Kaltara dalam surat elektronik kepada Kompas.com, Kamis (15/11/2018).

Kepala Bidang (Kabid) Pembinaan Pendidikan Dasar (Dikdas) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Bulungan, Suparmin Setto, mengatakan KKG mandiri dirancang untuk merespon hasil Assessment Kompetensi Siswa Indonesia (AKSI) yang dirilis Kemendikbud tahun 2016.

Efek Mattew dan keterampilan membaca

Hasil AKSI menunjukkan 46,83 persen siswa kelas 4 SD di Indonesia, belum memiliki keterampilan membaca yang baik. Padahal terampil membaca merupakan keterampilan dasar  yang dibutuhkan untuk anak bisa belajar dan berkembang.

Dengan terampil membaca, anak bisa mempelajari mata pelajaran apapun.”Kita tengah berjuang melawan waktu agar anak sudah bisa membaca paling lambat kelas 3 SD,” terang Suparmin.

Baca juga: Kaltara, Kawal Tapal Batas Indonesia lewat Kolaborasi Literasi

Lebih lanjut Ia mengatakan, jika sampai kelas 3 SD anak tidak bisa membaca, mereka terancam mengalami "Efek Matthew". Mereka akan tertinggal terus menerus dari teman sebayanya karena tidak mampu mengikuti pelajaran. Itu disebabkan semua mata pelajaran mengharuskan anak bisa membaca.

“Anak tidak cukup bisa membaca teks, tetapi harus sampai mampu memahami makna yang dibaca dan bisa mengkomunikasikan makna bacaan dengan bahasa mereka sendiri. Dengan demikian nalar anak bisa berkembang,” tambahnya.

Keterampilan guru kelas awal

Kesempatan anak belajar membaca, hanya saat mereka berada di kelas awal atau kelas 1-3 SD. Setelah di kelas 4, anak akan menggunakan keterampilan membaca untuk belajar ilmu pengetahuan.

Hal ini membuat keterampilan mengajar guru kelas awal menjadi faktor penting meningkatkan keterampilan membaca anak. 

Lebih lanjut, Suparmin mengatakan guna meningkatkan keterampilan mengajar literasi kelas awal, Bulungan mengembangkan program KKG mandiri. KKG Mandiri didesain dengan memperhatikan empat aspek yaitu modul, metode, fasilitator dan pembiayaan.

“Kami menggunakan modul dan metodologi pelatihan yang sudah teruji, fasilitator terlatih dan pembiayaan yang berkelanjutan. Ini adalah empat kekuatan dari model KKG mandiri yang kami kembangkan,” tutur Suparmin.

Selama setahun, kegiatan di KKG mandiri menggunakan modul pelatihan praktikal. Hal ini bertujuan agar guru bisa langsung mengimplementasikan hasil pelatihan di kelas masing-masing.

Pelatihan "In-On In"

 

Kabupaten Bulungan meluncurkan Program Kelompok Kerja Guru (KKG) mandiri untuk meningkatkan keterampilan literasi siswa kelas awal pada Oktober lalu.Dok. Disdikbud Bulungan. Kabupaten Bulungan meluncurkan Program Kelompok Kerja Guru (KKG) mandiri untuk meningkatkan keterampilan literasi siswa kelas awal pada Oktober lalu.

Isi pelatihan memuat materi pengenalan literasi, penggunaan big book, kesadaran fonologis, membaca kata, membaca pemahaman dan keterampilan menulis.

Sedangkan desain pelatihan menggunakan pendekatan in-on-in atau pelatihan-sekolah-pelatihan. Proses pengembangan kapasitas guru tidak berhenti sampai di ruang pelatihan saja, tetapi berlanjut sampai di kelas masing-masing dengan pendamping yang kompeten.

Halaman:


komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau