DEN HAAG, KOMPAS.com - Salah satu hal yang mewarnai dinamika kuliah mahasiswa Indonesia di luar negeri adalah kerja sambilan atau part time job. Di Belanda, banyak juga mahasiswa yang tetep kerja sambilan, padahal orang tuanya mampu kalau tak mau disebut kaya raya.
Sepanjang tak mengganggu jadwal kuliah, part time tidak masalah, bahkan banyak manfaatnya. Asalkan mau serius terjun ke rimba kerja sambilan ini, nyaris, tak ada mahasiswa yang bilang part time tak ada untungnya.
Ya, pekerja sambilan bisa menerima gaji antara 5 sampai 8 Euro per jam. Nah, berapa penghasilan sebulan kalau ditotal kerja beberapa jam dalam satu hari?
Hal itulah yang dipaparkan Hadi Rahmat Purnama, Ilham, serta Andre Samuel, para mahasiswa Indonesia yang tengah menuntut ilmu di Belanda. Mereka sepakat, namanya sambilan, dicoba saja dulu, kalau betah dilanjutkan atau sebaliknya.
"Tapi, harus diingat, daftar untuk ikut part time itu kebanyakan under table alias di bawah meja atau tak resmi. Bagi saya, asumsinya beasiswa dari LPDP kan cukup, meski kenyataanya enggak juga. Jadi, mau tak mau ikut part time," kata Hadi, mahasiswa yang tengah menempuh PhD Hukum Internasional di Vrije Universiteit Amsterdam (VU).
Hadi bercerita, dirinya pernah ambil kerja sambilan di restoran Indonesia. Pekerjaannya cuma memasak masakan Indonesia. Dia melakoni part time job tersebut selama 5 bulan.
"Kurang lebih saya terima 500 Euro per bulan. Dari uang itu saya bisa ajak isteri dan anak datang ke Belanda," tutur Hadi.
Pengalaman Ilham kurang lebih sama dengan Hadi. Dia juga pekerja sambilan di sebuah restoran Indonesia. Pertama masuk kerja langsung ke tempat pencucian piring.
"Saya kerja dari setengah 5 sampai jam 11 malam. Ya, tergantung tamunya juga sih, karena bisa lebih dari jam 11 juga kalau sedang ramai," ujar mahasiswa double degree di Vrije Universiteit Amsterdam.
Hal itu pula yang pernah dilakoni Andre Samuel. Maka, tak salah kalau dikatakan restoran adalah tempat paling banyak menerima part time job di Belanda.
Andre mengatakan, pengalaman pertamanya kerja sambilan adalah saat musim panas dua tahun lalu. Dia bekerja di restoran Indonesia di Amsterdam.
"Pengalaman pertama kerja sambilan ini ya cuci piring. Di sini ada mesin, jadi tidak capek sih, cuman banyak saja jumlah piringnya. Satu menu makanan yang dipesan kan bisa beberapa piring. Gara-gara itu harus cepat nyucinya," tutur mahasiswa ICT Business, Cyber Security ICT, Information & Communication Technology di Fontys University, Eindhoven ini.
Andre melakoni pengalaman pertama kerja sambilan itu selama 2 sampai 3 bulan. Setelah itu dirinya keluar lantaran nilai akademiknya menurun.
"Saya dapet total uang dari situ sekitar lebih 1200 Euro atau Rp 20 jutaan dalam satu bulan. Senang betul tentunya," kata Andre.
Terakhir, pada Oktober lalu, Andre kembali melakukan part time job. Bukan lagi mencuci piring, tapi di perusahaan jasa antar barang.