Catatan Awal Tahun Tanoto Foundation: Dukung Merdeka Belajar dari Hulu ke Hilir (1)

Kompas.com - 02/01/2020, 12:46 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

Sebagai bentuk akuntabilitas sekolah, dia mendampingi para guru untuk menerapkan pembelajaran aktif. Kebutuhan ATK pembelajaran selalu dipenuhi sesuai permintaan guru.

Setelah perubahan terjadi di semua kelas, Murniati mulai mengundang orangtua siswa untuk melihat pembelajaran di kelas.

Karya siswa hasil pembelajaran dipajangkan dan orangtua diundang untuk melihatnya. Ternyata orang tua sangat terkesan dengan hasil belajar anak-anaknya.

Jadi bukan hanya angka-angka yang dilaporkan tetapi hasil riil pembelajaran anak.

2. Penerapan "pembelajaran aktif MIKiR"

Salah satu implementasi pendidikan berkualitas dalam pembelajaran adalah mendorong siswa lebih banyak mengalami, seperti melakukan kegiatan percobaan atau memecahkan masalah.

Kegiatan tersebut membuat siswa belajar menggunakan kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS/higher order thinking skills).

Penelitian awal dilakukan Tanoto Foundation 2018, menunjukkan 22 persen guru pada sampel sekolah mitra yang menerapkan pembelajaran aktif.

Untuk itu para guru dilatih dan didampingi dalam menerapkan pembelajaran aktif dengan unsur MIKiR atau Mengalami, Interaksi, Komunikasi dan Refleksi.

“MIKiR yang diterapkan bukan suatu urutan pembelajaran. Kegiatan dari setiap unsur juga dapat terjadi beberapa kali dalam satu proses pembelajaran,” kata Ujang Sukandi, Kepala Pelatihan Guru dan Sekolah Tanoto Foundation.

Ada kalanya beberapa unsur tersebut muncul bersamaan. Misalnya dalam melakukan percobaan secara berkelompok, siswa melakukan percobaan untuk mendapatkan data (mengalami).

Namun, di saat melakukan percobaan ada pertukaran ide (interaksi), menemukan gagasan baru (refleksi), dan menyampaikan pendapat (komunikasi).

Selain itu guru juga dilatih mengembangkan pembelajaran yang berfokus pada kekhasan karakter mata pelajaran (mapel). Pada modul pembelajaran, ada lima mapel yang dilatihkan, yaitu matematika, IPA, bahasa Indonesia, IPS, dan bahasa Inggris, serta pembelajaran literasi kelas awal khusus untuk SD dan MI.

Menurut Ujang setiap mapel memiliki karakter keterampilan dan proses tersendiri yang perlu dilatihkan secara berkelanjutan kepada siswa.

Misalnya, dalam pembelajaran matematika yang berciri melatihkan siswa keterampilan dan proses matematika seperti penalaran, penyelidikan, penemuan, dan pemecahan masalah.

Halaman:


komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau