Catatan Awal Tahun Tanoto Foundation: Dukung Merdeka Belajar dari Hulu ke Hilir (1)

Kompas.com - 02/01/2020, 12:46 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

Kompas.com – Kebijakan Merdeka Belajar diluncurkan Mendikbud Nadiem Makarim perlu didukung mulai dari hulu ke hilir, mulai dari siswa, guru, peran kepemimpinan kepala sekolah, orangtua, masyarakat hingga pendidikan tinggi yang melahirkan para calon guru.

Mahasiswa calon guru di Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) juga perlu difasilitasi untuk dapat memberikan pendidikan berkualitas sesuai dengan semangat Merdeka Belajar.

“Kami melatih dan mendampingi para guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, dan komite sekolah untuk bekerja sama dalam meningkatkan hasil belajar siswa," ujar CEO Global Tanoto Foundation, Satrijo Tanudjojo, Rabu melalui rilis resmi (1/1/2020). 

Satrijo menambahkan, "Di saat yang sama, kami juga memfasilitasi para dosen di LPTK untuk menerapkan perkuliahan yang menekankan pada praktik bagi mahasiswa calon guru. Agar saat menjadi guru, mereka mampu menerapkan pendidikan berkualitas.”

Baca juga: Nadiem Sebut Program Merdeka Belajar Sangat Berkaitan dengan Guru

Menurut Satrijo, program peningkatan kualitas pendidikan harus dilakukan mulai hulu ke hilir. Para guru yang sudah mengajar dilatih dan didampingi dalam menerapkan pembelajaran aktif dan budaya baca.

Begitu juga dengan para calon guru di LPTK. Mereka harus disiapkan untuk menjadi guru yang mampu menerapkan pembelajaran aktif yang berkualitas.

Berikut adalah catatan setahun pelaksanaan Program Pintar dalam mendukung peningkatan kualitas pendidikan dasar dan menengah di Indonesia.

1. Mendorong kepemimpinan pembelajaran

Kepala sekolah, menjadi kunci penting dalam memajukan sekolah. Untuk itulah kepala sekolah didorong untuk menerapkan kepemimpinan dalam mewujudnyatakan perubahan pembelajaran di sekolah.

Pendataan awal (baseline) 2018 dilakukan Tanoto Foundation pada sampel sekolah dan madrasah mitra, baru 32 persen kepala sekolah menerapkan kepemimpinan pembelajaran.

Tanpa dukungan kepala sekolah, guru akan kesulitan menerapkan pembelajaran aktif.

Tanoto Foundation melatih dan mendampingi para kepala sekolah dalam mendukung penerapan pembelajaran aktif, budaya baca, manajemen berbasis sekolah yang partisipatif, transparan dan akuntabel, serta meningkatkan peran serta masyarakat dalam program peningkatan mutu pembelajaran.

Salah satu dampak yang terlihat, kepala sekolah memberikan dukungan kepada guru-guru dalam menerapkan pembelajaran aktif dan mendorong budaya baca siswa seperti yang dilakukan oleh Bapak Agus Suparmanto, Kepala SMPN 4 Tenggarong, Kalimantan Timur. 

“Ternyata supervisi pembelajaran dengan pendampingan sangat efektif dalam membantu guru menerapkan pembelajaran aktif di kelas. Saya pun bisa tahu kebutuhan sarana pembelajaran yang perlu diberikan guru agar pembelajaran aktif bisa berhasil. Masyarakat juga saya libatkan dalam peningkatan mutu sekolah,” kata Agus.

Dukungan dari masyarakat terhadap sekolah juga sudah tampak nyata baik dalam perbaikan sarana prasarana maupun pembelajaran. Pengelolaan sekolah yang transparan dan akuntabel berhasil meyakinkan masyarakat untuk ikut membantu menyukseskan program sekolah.

“Kami membangun komunikasi dan keterbukaan dengan orangtua siswa untuk meningkatkan peranserta masyarakat dalam mendukung program sekolah. Kami juga membentuk paguyuban kelas dan memanfaatkan aplikasi WhatsApp untuk berkomunikasi secara intensif dengan orangtua siswa,” kata Murniati Nasution, Kepala SDN 122375 Siak Pematang Siantar, Sumatera Utara.

Halaman:


komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau