Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akademisi Unair Beberkan Sejarah Virus Corona, Kelelawar Penyebabnya?

Kompas.com - 05/03/2020, 09:49 WIB
Albertus Adit

Penulis


KOMPAS.com - Virus corona yang membuat gempar dunia kini terus menjadi perbincangan masyarakat. Tak terkecuali di Indonesia pasca terjangkitnya dua warga asal Depok yang positif virus corona.

Di masyarakat, tentu membuat kewaspadaan dan kepanikan. Hanya saja, pemerintah tetap mengimbau agar masyarakat tidak panik, namun tetap waspada.

Tapi, sebenarnya apa itu virus corona? Bagaimana asal usulnya? Apakah benar awalnya dari hewan khususnya kelelawar? Banyak pertanyaan yang muncul di masyarakat.

Menanggapi munculnya virus corona dari China, akademisi dari Universitas Airlangga ( Unair) Prof. Dr. Soewarno, drh., M.Si. membeberkan mengenai perkembangan virus corona.

Baca juga: Akademisi Kedokteran UGM: Cegah Virus Corona dengan Pola Hidup Sehat dan Bersih

Melansir dari laman resmi Unair, ini penjelasan Prof. Soewarno. Menurut dia, sejumlah pakar berpendapat bahwa wabah itu disebabkan karena virus corona jenis baru.

Jika diamati dalam mikroskop, virus corona memiliki karakteristik seperti mahkota yang ditandai dengan spike protein atau protein s di sekeliling permukaan virus. Jenis protein itulah yang berperan sebagai reseptor serta mempengaruhi proses infeksi pada manusia.

Sejarah virus corona

Dilihat dari sejarahnya, virus corona pertama kali diidentifikasi sebagai penyebab flu biasa pada tahun 1960. Hingga sampai tahun 2002, virus itu belum dianggap fatal.

Tetapi, pasca adanya Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS-Cov) di China, para pakar mulai berfokus pada penyebab dan menemukan hasil apabila wabah ini diakibatkan oleh bentuk baru corona.

Pada tahun 2012, terjadi pula wabah yang mirip yakni Middle East Respiratory Syndrome (MERS-Cov) di Timur Tengah. Dari kedua peristiwa itulah diketahui bahwa corona bukan virus yang stabil serta mampu berdaptasi menjadi lebih ganas, bahkan dapat mengakibatkan kematian. Sejak itulah, penelitian terhadap corona semakin berkembang.

Munculnya jenis baru corona

Prof Soewarno yang juga Wakil Dekan III Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga tersebut berpendapat bahwa virus corona jenis baru atau Novel Corona Virus (2019-nCoV ) yang sekarang sedang berkembang, bukan merupakan sebuah hal baru, melainkan hasil dari mutasi. Virus itu serupa dengan corona yang menjadi penyebab SARS-Cov dan MERS-Cov.

"Sebenarnya virus corona sudah ditemukan sejak lama, baik pada manusia maupun hewan. Contohnya unggas, kalkun, babi, tikus, kucing, dan anjing yang masing-masing ada sendiri. Begitu juga manusia," ujarnya seperti dikutip dari laman resmi Unair.

Sementara ini, terdapat tujuh jenis virus corona yang ditemukan sejak tahun 1960 hingga tahun 2019 kemarin dengan nama Novel Corona Virus.

Baca juga: Upaya Pencegahan Virus Corona, Akademisi UNS Kembangkan Jahe Merah

Virus corona sendiri terbagi menjadi empat jenis genus, yakni:

  • Alpha coronavirus
  • Beta coronavirus
  • Gamma coronavirus
  • Delta coronavirus

Namun, virus corona yang menyerang manusia hanya berasal dari genus alpha dan genus beta (paling berbahaya). Sementara virus corona yang menyerang hewan adalah genus delta serta genus gamma.

Tujuh jenis virus korona

4 virus corona yang menulari manusia:

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com