Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Strategi Pemerintah dan Masyarakat Jepang Redam Perluasan Wabah Corona

Kompas.com - 20/03/2020, 21:16 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

9. Pelarangan penimbunan dan penjualan masker dengan harga berkali-lipat baik offline maupun online. Diberikan sanksi pidana denda dan kurungan untuk yang melanggar.

10. Mengamankan keberadaan 5.000 tempat tidur rumah sakit untuk dilengkapi dengan respirator yang khusus dialokasikan untuk penanganan Covid-19.

11. Penguatan komunikasi publik dimana baik MHLW (Ministry of Health, Labour and Welfare) dan kementerian lain memberikan informasi kunci secara transparan melalui website mereka dan diperbaharui secara berkala.

Baca juga: Belajar dari Korea Selatan, Ini Rekomendasi Ilmuwan Diaspora Tangani Corona

 

12. Open data yang ada bisa dimanfaatkan publik untuk membuat interface yang lebih bisa dipahami oleh masyarakat luas dan pemerintah daerah (seperti: coromap.info untuk pinpointing kasus dan sejarah travel domestik pasien; COVID19japan untuk data statistiknya, dan lain-lain.

Diminta untuk dilakukan masyarakat

13. SOP ke dokter/rumah sakit:

  • Sakit tidak boleh langsung ke dokter/rumah sakit, melainkan harus konsultasi terlebih dahulu via telepon dan reservasi antrian di telepon menjadi penting.
  • Kalau memiliki gejala batuk, demam, pilek, salesma dan influenza diminta untuk tidak datang langsung ke dokter atau rumah sakit, melainkan harus beristirahat di rumah, atau semi-isolasi sendiri.
  • Jika demam di atas 37.5 derajat nya tidak turun setelah 4 hari walaupun sudah diberi obat penurun panas, yang bersangkutan harus menelpon hotline virus corona untuk tindakan selanjutnya, yaitu untuk dites.
  • Batasan 4 hari menjadi hanya 2 hari untuk usia > 60 tahun, ibu hamil, dan orang yang punya penyakit lain.

14. Terkait dengan fasilitas usia lanjut (panti jompo, pondok aktivitas lansia, dan lainnya), staff diwajibkan untuk mengukur suhu tubuh sebelum pergi bekerja dan pada saat tiba di tempat kerja, serta melaporkannya. Juga, kunjungan diminimalisir. Pengantar pun harus diukur suhu badannya.

15. Penggunaan masker masih disarankan secara general oleh publik. Terutama dikarenakan itu adalah bagian dari kultur, bagian dari etiket, serta selain Covid-19, secara bersamaan Jepang berada di akhir musim influenza dan di awal musim hay fever, sehingga memang jadwalnya sebagian besar warga Jepang memakai masker.

16. Jika tidak menggunakan masker, bersin dan batuk haruslah menggunakan etiket yang ditetapkan dan diajarkan di sekolah (yaitu ke siku/pundak), dan kini semakin ditegakkan.

17. Kampanye cuci tangan menggunakan sabun yang selalu ada, diperkuat.

Baca juga: Bagaimana Singapura Tangani Virus Corona, Ini Rekomendasi Ilmuwan Diaspora Indonesia

Rekomendasi ini dirangkum oleh I-4 Jepang yang terdiri dari:

  • Dr. Satria Zulkarnaen Bisri (RIKEN),
  • Dr. Miftahul Huda (Tokyo Inst. Tech.),
  • Dr. Rizkina Juwita (Tokyo University of Agriculture),
  • Prof. Muhammad Aziz (University of Tokyo),
  • Prof. Wuled Lenggoro (Tokyo University of Agriculture & Technology),
  • Dr. Dedy Eka Priyanto (KPMG Japan),
  • Prof. Davin Setiamarga (National Institute of Technology, Wakayama College),
  • Dr. Sastia Prama Putri (Osaka University),
  • Dr. Nur Alia Oktaviani (RIKEN),
  • Dr. Mizan Bustanul Fuady Bisri (United Nation University)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau