KOMPAS.com - Setiap orang pernah berbuat salah, terlebih anak-anak yang memang sedang menjalani masa-masa pembelajaran tentang segala hal.
Namun, tak sedikit orang yang justru memilih untuk tak mengakui kesalahan, bahkan menyalahkan hal lain atas kejadian buruk yang menimpanya.
Membimbing anak agar mampu belajar dari kesalahan, kelak dapat membuat anak tumbuh sebagai pribadi yang mampu mengakui kesalahan dan cepat memperbaiki diri.
Membuat anak mampu menerima kritik dan bangkit lebih cepat dari kegagalan.
Merangkum Keluarga Kita, komunitas parenting yang digagas oleh praktisi pendidikan Najelaa Shihab, untuk bisa membuat anak mampu belajar dari kesalahan, tak sekadar dibutuhkan nasihat apalagi omelan.
Baca juga: Orangtua Beri Iming-iming Agar Anak Mau Belajar, Bolehkah?
Melainkan bagaimana tanggapan, kritikan membangun, bahkan contoh yang ditunjukkan orangtua saat anak berbuat salah, dimulai dari kesalahan kecil sehari-hari.
Berikut cara membimbing anak belajar dari kesalahan tanpa membuat anak merasa diserang.
Dalam keseharian, anak kerap tak luput dari kesalahan kecil. Misalnya, buku-buku bacaan yang berantakan atau lupa meletakkan handuk di tempatnya.
Agar anak paham akan kesalahannya, hindari untuk mengkritik pribadi anak seperti "malas banget, sih, kamu."
Kritikan negatif dapat membuat anak menganggap kesalahan adalah hal memalukan untuk diakui. Berpotensi membuatnya mencari-cari alasan atau hal lain untuk disalahkan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.