Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Cara Mengajarkan Anak Belajar dari Kesalahan

Kompas.com - 29/04/2020, 15:07 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Setiap orang pernah berbuat salah, terlebih anak-anak yang memang sedang menjalani masa-masa pembelajaran tentang segala hal.

Namun, tak sedikit orang yang justru memilih untuk tak mengakui kesalahan, bahkan menyalahkan hal lain atas kejadian buruk yang menimpanya.

Membimbing anak agar mampu belajar dari kesalahan, kelak dapat membuat anak tumbuh sebagai pribadi yang mampu mengakui kesalahan dan cepat memperbaiki diri.

Membuat anak mampu menerima kritik dan bangkit lebih cepat dari kegagalan.

Merangkum Keluarga Kita, komunitas parenting yang digagas oleh praktisi pendidikan Najelaa Shihab, untuk bisa membuat anak mampu belajar dari kesalahan, tak sekadar dibutuhkan nasihat apalagi omelan.

Baca juga: Orangtua Beri Iming-iming Agar Anak Mau Belajar, Bolehkah?

Melainkan bagaimana tanggapan, kritikan membangun, bahkan contoh yang ditunjukkan orangtua saat anak berbuat salah, dimulai dari kesalahan kecil sehari-hari.

Berikut cara membimbing anak belajar dari kesalahan tanpa membuat anak merasa diserang.

1. Sampaikan apa salahnya, buka pribadinya

Dalam keseharian, anak kerap tak luput dari kesalahan kecil. Misalnya, buku-buku bacaan yang berantakan atau lupa meletakkan handuk di tempatnya.

Agar anak paham akan kesalahannya, hindari untuk mengkritik pribadi anak seperti "malas banget, sih, kamu."

Kritikan negatif dapat membuat anak menganggap kesalahan adalah hal memalukan untuk diakui. Berpotensi membuatnya mencari-cari alasan atau hal lain untuk disalahkan.

Jadi, sampaikan secara spesifik apa kesalahannya, seperti "buku-bukumu berantakan" atau “handuk belum diletakkan di tempatnya”.

Baca juga: Agar Anak Kompeten, Najelaa: Beri Anak Umpan Balik, Bukan Nilai

2. Terima perasaannya

Membuat kesalahan atau kegagalan bukanlah situasi mudah bagi anak, begitu pula bagi orangtua bila mengalaminya.

Bila anak terlihat kesal, sedih, atau kecewa atas kesalahan yang ia buat, dengar dan terima perasaannya terlebih dahulu, agar ia merasa didukung untuk berbuat yang lebih baik.

Misalnya, dengan berkata "Ibu mengerti sulitnya kerjakan banyak tugas" atau "Ayah mengerti kamu sedih saat tak bisa dapat nilai sempurna".

Barulah lanjutkan dengan memberinya semangat untuk lebih baik.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau