KOMPAS.com - Kesehatan mental terkait kebahagiaan siswa menjadi isu besar dalam dunia pendidikan saat ini selain online learning atau pembelajaran daring. Isu well being ini semakin mengemuka di tengah pembatasan sosial dalam upaya Pemerintah meredam wabah Covid-19.
"Teknologi luar biasa berkembang dan semakin advance mengalami kenaikan pesat namun di pihak lain persoalan well being, kesehatan mental justru mengalami penurunan," papar Boedi Tjusila, GM Sekolah Citra Kasih - Citra Berkat.
Boedi melanjutkan, "Saat ini tidak sulit menemukan siswa yang tidak bahagia baik karena mengalami tekanan, cemas atau stres sehingga isu kesehatan mental ini perlu diperhatikan sekolah-sekolah."
Tema kesehatan mental, kebahagiaan siswa dan pembelajaran positif menjadi isu besar yang diangkat dalam seminar daring "Bagaimana Pendidikan Positif Finlandia Mendorong Keberhasilan Akademik dan Kebahagiaan Siswa" yang digelar Sekolah Citra Kasih - Sekolah Citra Berkat bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional (20/5/2020).
Baca juga: Covid-19, Ini Sederet Perubahan Kebijakan Pendidikan di Indonesia
Dalam pemaparannya, Boedi menyampaikan teknologi, utamanya media sosial sekitar 77 persen telah mendistraksi dan memberi dampak negatif terhadap kesehatan mental serta relasi sosial anak.
"Menurut data satu dari lima anak sudah mengalami depresi sebelum mereka lulus," terangnya. Ia menambahkan, depresi dan kecemasan menjadi masalah paling besar di dunia pendidikan mengalahkan isu bullying atau perundungan saat ini.
Boedi menyampaikan, "kesehatan mental, menjadi isu penting yang perlu diperhatiakn sekolah-sekolah saat ini. Jika mental baik akan memberi dampak keberhasilan akademik yang baik pada anak."
"Kalau kita mendidik dan anak mengalami sukacita, kita tidak perlu susah-susah memaksa anak berkembang optimal sesuai dengan kemampuan mereka," tambahnya.
Ia menegaskan untuk menyiapkan siswa yang well-being, sekolah harus membangun budaya yang positif. "Guru juga perlu terlibat karena well being bukan hanya sesuatu yang diajarakan. guru dan keluarga harus berperan sebagai motornya," ujarnya.
Boedi menambahkan, Finlandia menjadi contoh keberhasilan pendidikan positif karena Finlandia bukan saja berhasil menjadi negara dengan pendidikan terbaik, namun juga menjadi negara dengan kategori paling bahagia penduduknya.
Dalam kesempatan sama, Anna Korpi, Konselor Pendidikan dan Sains Finlandia di Singapura menyampaikan well being atau kebahagiaan siswa menjadi hal penting karena sangat terkait dalam perfomance akademik siswa.
Anna juga menceritakan kondisi pendidikan Finlandia saat ini terkait wabah corona yang telah menjadi dunia.
Baca juga: Belajar dari Perancis, 70 Kasus Covid-19 Ditemukan Setelah Siswa Kembali Sekolah
"Kondisi (pandemi) ini mengkhawatirkan kita semua di seluruh dunia. (Finlandia) Minggu lalu sudah membuka sekolah. Ini menjadi dilema bagi kami apakah akan membuka atau tidak," cerita Anna.
Salah satu alasan pada akhirnya Finlandia kemudian membuka kembali sekolah untuk siswa karena dorongan undang-undang yang menyebutkan dasar setiap anak untuk tetap mendapatkan pendidikan.