Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/06/2020, 15:16 WIB

Di Jawa bisa dilacak dalam relief Candi Borobudur di Jawa Tengah. Tanaman ini digambarkan tinggi, nyaris setinggi tanaman pisang, sebagaimana dengan malai menjuntai ke bawah. Orang Jawa menamakan sorgum dengan nama cantel, jagung pari, dan jagomutri.

Tertera dalam Serat Centhini (1742), “….Berbagai bahan makanan itu antara lain semangka, kerai, timun, kacang, kara, kecipir, lombok, terung, jewawut, jagung ontong, dan cantel.”

Sementara di Jawa Barat dikenal sebagai gandrung; dan di kalangan Melayu, termasuk Bugis di Sulawesi dan Maluku, dikenal sebagai batar atau battari.

Tanaman sorgum saat ini mulai kembali bersemi di Pulau Flores dan pulau­pulau sekitarnya, seperti Adonara, Solor, hingga Lembata.

Kembali ke sorgum

 

Gerakan kembali ke sorgum di Pulau Flores dan sekitarnya dirintis oleh Maria Loretha dan suaminya, Jeremias D. Letor, dengan dukungan Yayasan Kehati dan Yayasan Pembangunan Sosial Ekonomi Larantuka Keuskupan Larantuka.

Baca juga: Re;nkarnasi Karya Terbaru Maman Suherman: Lebih Fiksi dari Fiksi

“Pemerintah harus mulai mengubah visi pangannya. Jangan lagi terobsesi pada beras dan beras, apalagi memaksa mencetak sawah baru dengan menggusur lahan tanaman pangan lain seperti sorgum,” kata Maria Loretha yang ikut menjadi pembahas.

Sorgum merupakan tanaman serbaguna. Selain menghasilkan biji­bijian yang kaya karbohidrat dan aneka nutrisi baik, batangnya yang kaya gula baik untuk pakan hewan.

Belakangan, beberapa jenis sorgum sengaja ditanam untuk diambil batangnya serta dimanfaatkan untuk industri gula dan bahan bakar etanol.

Sudah saatnya ingatan kita akan tahun 2020 bukan saja merujuk pada kengerian pandemi Covid-19, melainkan juga pada kengerian krisis pangan. Inilah momen untuk membangkitkan pangan lokal sebagi benteng pertahanan pangan kita.

Spesial HUT ke-24, dapatkan KPG Diskon 24 persen sampai 20 Juni 2020, pemesanan di: https://www.gramedia.com/products/sorgum

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com