Terkait hal ini, ia mendorong UT yang diamanatkan menjadi univesitas pembelajaran jarak jauh untuk terus melakukan inovasi dan membantu universitas lain yang sedang beradaptasi terhadap perubahan era normal baru pendidikan.
"UT tinggal move on saja, yang lain baru tahap memahami. Masih terjadi ada para dosen yang masih beralih dari metode lama ke metode baru. Padahal covid sudah berjalan 4 bulan," ungkapnya.
Baca juga: Kemendikbud Larang MPLS secara Langsung, Nadiem Akui PJJ Belum Optimal
Faktor biaya dan sistem belum terintegrasi menjadi permasalahan lain. "Akibatnya, tidak tercapainya learning outcome dan membuat orang frustasi. Bukan hanya dosen, mahasiswa juga. Interaksi hanya terjadi saat video conferance saja," jelasnya,
Akibatnya, mahasiswa merasa tidak mendapat manfaat yang penuh dari pembelajaran yang memadai sehingga ada yang menuntut pengurangan biaya.
Lebih jauh Prof. Nasir juga menyinggung soal Kampus Merdeka yang menurutnya harus diarahkan pada kemandirian kampus, dalam proses pembelajaran dan mahasiswa.
"Pengelolaan dan perlu dikawal dengan baik lewat regulasi. Kalau dibiarkan begitu saja yang terjadi kebigungan," tegasnya.
Prof. Nasir selanjutnya menyampaikan solusi permasalahan dalam optimalisasi e-learning adalah dengan melakukan manajemen sistem pembelajaran terpadu atau integrated learning management system (LMS).
"Semua harus terintegrasi jadi satu. (LMS) yang menyatukan dosen dan mahasiswa dalam satu platfom, tidak lagi menggunakan platform-platform yang berbeda," ujarnya.
Baca juga: Dirjen GTK: Pandemi Covid-19 Dorong Guru Inovasi PJJ
Ia menjelaskan, LMS yang benar akan memberikan interaksi baik antar mahasiswa dengan majasiswa maupun mahasiswa dengan dosen, baik secara sinkronus maupun asinkronus.
Dalam pembukaan Dies Natalis UT tersebut, Prof. Nasir mengharapkan UT yang menjadi pelopor PJJ dapat terus melakukan inovasi pembelajaran berbasis teknologi untuk kemudian membagikan "ilmu" tersebut kepada universitas lain yang sedang berproses ke arah ini.
Terkait dies natalis, Prof. Ojat mengungkapkan tantangan UT ke depan adalah mengembangkan manusia berkelanjutan dengan mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran.
"Proses pendidikan berbasis teknologi ini harus memungkinkan melahirkan lulusan dengan 6 karakter dasar yakni kritis, mandiri, kreatif, gotong royong, kebhinnekaan global dan berakhlak mulia," tutup Prof. Ojat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.