Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akademisi UNS: Ini Pentingnya Tanaman Obat Keluarga bagi Kesehatan

Kompas.com - 03/09/2020, 14:00 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Dalam masa pandemi ini, masyarakat harus tetap sehat. Tentu agar bisa terhindar dari virus corona. Selain menjalankan pola hidup bersih dan sehat (PHBS), masyarakat juga tetap menjalankan protokol kesehatan.

Agar tetap sehat di rumah, masyarakat juga harus bisa mewujudkan kemandirian obat. Salah satunya dengan menanam tanaman obat keluarga.

Terkait hal itu, Tim Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat (PKM-M) Ayoga Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta mengadakan webinar tentang tanaman obat bertema "Pentingnya Tanaman Obat Keluarga dalam Mewujudkan Kemandirian Obat".

Baca juga: Di DIY dan Jateng, Tim Peneliti UGM Temukan 4 Mutasi Virus Corona

Adapun PKM-M Ayoga UNS menghadirkan Sapto Purnama, S.T. dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Surakarta dan Dr. Sugihardjo, Dosen Prodi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian (PKP) Fakultas Pertanian (FP) UNS.

Generasi muda kurang familiar

Menurut Sapto Purnama, Tanaman Obat Keluarga (Toga) saat ini tidak begitu familiar untuk adik-adik atau generasi muda. Selain itu untuk mendapatkan pelatihan secara fisik juga cukup sulit.

Dijelaskan, sejarah tanaman toga dimulai pada tahun 500 Sebelum Masehi (SM) yang mana kiblat peradaban terdapat di Mesir.

"Mereka menggunakan tanaman sebagai obat. Kemudian bangsa Yunani mulai menggunakan tanaman obat pada sekitar tahun 400 SM," ujarnya seperti dikutip dari laman UNS, Senin (31/8/2020).

Di Indonesia sendiri, lanjut Sapto Purnama, pemanfaatan toga sudah dilakukan sejak lama, bahkan sudah ada peraturan yang membahas pemanfaatan toga.

Hal tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2016 mengenai Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga.

"Usia kakek buyut kita relatif lebih panjang karena mereka mengonsumsi sesuatu yang masih alami baik makanan maupun obat-obatannya," katanya.

Indonesia merupakan negara tropis yang banyak keanekaragaman hayati seperti toga yang dapat dimanfaatkan dan cenderung lebih murah dari pada buatan pabrik.

Jika tidak memiliki perkarangan yang luas, menanam tanaman obat dapat dilakukan dengan media tanam vertikal dengan botol bekas atau polybag.

Fungsi toga:

  • meningkatkan gizi dan kesehatan
  • sarana penghijauan
  • mencegah penyakit secara herbal atau alami

"Mengonsumsi obat kimia dapat membuat ginjal bekerja lebih banyak lagi. Tanaman herbal dapat dijadikan pilihan atau alternatif yang dapat dikombinasikan dengan tanaman herbal lainnya," jelasnya.

Akademisi UNS, Dr. Sugihardjo menyampaikan materi tentang perilaku yang mencerminkan prinsip ekologi. Menurut dia, saat ini pencemaran udara, air, dan tanah semakin meningkat.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkini Lainnya

Ramai Tagar KaburAjaDulu, Cek 10 Beasiswa S1-S3 Gratis ke Luar Negeri Tak Wajib Pulang ke Indonesia

Ramai Tagar KaburAjaDulu, Cek 10 Beasiswa S1-S3 Gratis ke Luar Negeri Tak Wajib Pulang ke Indonesia

Edu
Menteri Mu’ti: ASN Harus Kerja Lebih Cerdas dan Inovatif di Tengah Efisiensi Anggaran

Menteri Mu’ti: ASN Harus Kerja Lebih Cerdas dan Inovatif di Tengah Efisiensi Anggaran

Edu
Syarat Nilai Rapor untuk Daftar IPDN dan Jurusannya, Kuliah Gratis Bisa Jadi CPNS

Syarat Nilai Rapor untuk Daftar IPDN dan Jurusannya, Kuliah Gratis Bisa Jadi CPNS

Edu
Kemenag: 39.012 Siswa Daftar Madrasah Aliyah Unggulan Tahun 2025

Kemenag: 39.012 Siswa Daftar Madrasah Aliyah Unggulan Tahun 2025

Edu
Anak Usaha PT KAI Buka Lowongan Kerja Pramugara-Pramugari 2025, Lulusan SMA Bisa Daftar

Anak Usaha PT KAI Buka Lowongan Kerja Pramugara-Pramugari 2025, Lulusan SMA Bisa Daftar

Edu
Pendanaan Riset Kampus Swasta, Mendikti Brian Akan Dorong Industri Investasi Riset

Pendanaan Riset Kampus Swasta, Mendikti Brian Akan Dorong Industri Investasi Riset

Edu
Mendikti Brian Sebut Kampus Vokasi Juga Bekali Sains dan Teknologi

Mendikti Brian Sebut Kampus Vokasi Juga Bekali Sains dan Teknologi

Edu
Tes CBT Masuk MAN Unggulan Berlangsung 2 Hari, Catat Tanggal Pengumumannya

Tes CBT Masuk MAN Unggulan Berlangsung 2 Hari, Catat Tanggal Pengumumannya

Edu
Kemendikdasmen: Pembelajaran Saat Ramadhan 2025 Jangan Membebani Siswa

Kemendikdasmen: Pembelajaran Saat Ramadhan 2025 Jangan Membebani Siswa

Edu
Viral Kabur Aja Dulu, Dosen UGM: Itu Karena Negara Kurang 'Hadir' di Masyarakat

Viral Kabur Aja Dulu, Dosen UGM: Itu Karena Negara Kurang "Hadir" di Masyarakat

Edu
39 Ribu Lebih Siswa Ikuti Seleksi Masuk MAN Unggulan 2025

39 Ribu Lebih Siswa Ikuti Seleksi Masuk MAN Unggulan 2025

Edu
8 Makanan Manusia Boleh Dimakan Kucing, Dosen IPB: Ada Sayuran

8 Makanan Manusia Boleh Dimakan Kucing, Dosen IPB: Ada Sayuran

Edu
Cerita Vicky Jadi Guru PAUD di Jerman, Gaji Rp 60 Juta Per Bulan

Cerita Vicky Jadi Guru PAUD di Jerman, Gaji Rp 60 Juta Per Bulan

Edu
Beasiswa S2-S3 ke Irlandia, Kuliah Gratis dan Dapat Tunjangan Rp 170 Juta

Beasiswa S2-S3 ke Irlandia, Kuliah Gratis dan Dapat Tunjangan Rp 170 Juta

Edu
FSGI Kecam Pemecatan Vokalis Band Sukatani Novi Dipecat Sebagai Guru

FSGI Kecam Pemecatan Vokalis Band Sukatani Novi Dipecat Sebagai Guru

Edu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau