Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Edukasi Universal

Edukasi universal merupakan bentuk dukungan Eduversal Indonesia untuk berbagi gagasan yang mencerahkan dan ide yang mencerdaskan seputar edukasi, sosial budaya dan pembangunan karakter bagi kemajuan dunia pendidikan yang berkelanjutan. 

Strategi Guru Melahirkan Siswa Berprestasi di Tengah Pandemi

Kompas.com - 05/04/2021, 12:06 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Mahir Martin | Guru SMAN Banua Banjarmasin, Kalsel

KOMPAS.com - Pandemi memang tidak seharusnya menghambat siswa berprestasi. Meskipun berada dalam kondisi yang serba sulit, tak selayaknya siswa menyerah pada keadaan. Jika ada kemauan yang kuat, ada banyak hal yang bisa dilakukan oleh siswa untuk bisa berprestasi.

Sudah tentunya, siswa tak bisa sukses berprestasi dengan sendirinya. Dibutuhkan peran aktif orangtua dan guru untuk bisa menggali potensi siswa. Selain itu, dorongan dan motivasi juga menjadi hal kunci dalam melakukan pendampingan kepada siswa untuk bisa mencapai prestasi.

Bagi seorang guru, bisa mengantarkan siswa untuk menuju jalur prestasi adalah sebuah kebanggan tersendiri. Pencapaian prestasi apa yang diraih bukanlah tujuan utama. Yang lebih penting adalah bagaimana proses pencapaiannya.

Bahkan terkadang siswa yang dibimbing bisa saja gagal meraih prestasi terbaiknya. Yang perlu dilakukan guru adalah untuk terus memberikan dorongan dan motivasi. Karena sejatinya, proses yang berkelanjutan itulah yang akan membawa siswa kepada puncak prestasi.

Terkait ini, saya memiliki pengalaman. Di akhir bulan Februari lalu, saya berkesempatan menjadi salah satu pembimbing pada ajang kompetisi Indonesian Science Project Olympiad (ISPO) 2021.

ISPO sendiri adalah ajang kompetisi proyek sains yang merupakan bagian dari rangkaian acara Festival Sains dan Budaya (FSB) yang dimotori oleh konsultan pendidikan Eduversal Indonesia.

Selain ISPO, Festival Sains dan Budaya menghadirkan kompetisi Olimpiade Seni dan Bahasa Indonesia (OSEBI). Jika ISPO mengusung bidang sains, maka OSEBI menitik beratkan kompetisi pada bidang seni dan Bahasa Indonesia.

 

Ada dua siswa yang saya bimbing untuk membuat proyek yang berhubungan dengan pandemi Covid-19.

Tahun lalu, kami sempat juga mengikuti ISPO. Namun sayangnya, kami gagal di babak final. Tahun ini, kami mencoba peruntungan untuk kembali mengikuti ISPO dengan proyek sains yang berbeda.

Baca juga: Segera Ditutup, Ini Cara Daftar PTKIN Jalur Seleksi Prestasi Akademik

Siswa tak patah semangat

Ya, melahirkan siswa berprestasi untuk mengikuti kompetisi nasional seperti ISPO dan OSEBI di masa pandemi pastinya tidak mudah. Berbagai macam keterbatasan dan kendala menjadi tantangan tersendiri bagi siswa dan guru pembimbing.

Begitupun bagi dua orang siswa saya yang kembali berhasil menembus babak final ISPO tahun ini. Proyek yang mereka buat tidak bisa disempurnakan karena adanya keterbatasan dan kendala situasi pandemi Covid-19.

Terlepas adanya keterbatasan dan kendala, mereka tak patah arang. Mereka tetap semangat membuat proyeknya sampai dengan tuntas. Setiap tahapan pembuatan proyek mereka lakukan dengan baik dan penuh dengan harapan bisa memberikan yang terbaik di babak final nantinya.

Sebenarnya, apa yang menyebabkan kedua siswa ini begitu bersemangat membuat proyek meski dalam situasi pandemi?

Untuk menjawab pertanyaan ini, saya perlu flashback ke belakang melihat proses yang telah mereka lewati sebelumnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau