Kedua siswa saya ini memang dari awal memiliki minat dan bakat untuk membuat proyek sains. Sebelum pandemi Covid-19 melanda, mereka sudah sering mengikuti berbagai macam perlombaan proyek sains.
Mereka telah berproses untuk meraih prestasi jauh sebelum munculnya pandemi Covid-19.
Dengan adanya proses yang mereka jalani, situasi pandemi Covid-19 yang melanda, tak akan banyak mempengaruhi semangat dan motivasi mereka.
Pandemi Covid-19 tak bisa menggoyahkan kemauannya untuk terus mengikuti perlombaan dan untuk terus bisa berprestasi.
Baca juga: Unpad Buka Pendaftaran Seleksi Program Sarjana Jalur Prestasi 2021
Keadaan kedua siswa saya ini sangat sesuai dengan pemaparan dari psikolog Ibu Ummi Kholifah pada webinar tentang "Adaptasi Sekolah Pasca Pandemi," yang saya ikuti beberapa minggu lalu.
Saat itu, beliau menyebut kondisi seperti ini dengan istilah agile education. Agile Education (Pendidikan tangkas) adalah sebuah prinsip dan model pendidikan yang mampu memelihara kontinuitas pembelajaran dalam segala situasi, kondisi dan cobaan kehidupan secara lincah, tangkas, dan adaptif, berdasarkan kehidupan riil.
Berdasarkan pemahaman saya, tercapainya kondisi agile dalam pendidikan sangat ditentukan oleh proses yang dilewati pada fase sebelumnya. Dalam hal ini, proses yang dimaksud adalah pola asuh dan pola didik orangtua dan guru sebelumnya.
Proses yang dialami siswa pada masa sebelum pandemi Covid-19 akan sangat menentukan keberhasilan siswa melewati masa pandemi ini. Demikian juga proses di masa pandemi Covid-19 akan sangat menentukan bagaimana siswa kelak akan melewati masa pasca pandemi.
Oleh karena itu, guru harus pintar untuk membaca siswa. Guru harus bisa melihat kondisi siswa dengan lebih seksama sehingga mendapatkan gambaran jelas tentang siswa. Setelah itu, guru bisa mengatur strategi terbaik untuk membawa siswanya berprestasi.
Lantas, strategi apa yang seharusnya dilakukan guru untuk bisa melahirkan siswa berprestasi di masa pandemi Covid-19 ini?
Sejatinya, guru seharusnya bisa mendorong siswa untuk membuka diri agar bisa menuju jalur prestasi di masa pandemi ini. Berbagai macam kompetisi bisa digunakan sebagai pemicu siswa untuk bisa berprestasi.
Dengan adanya dorongan guru, siswa akan lebih termotivasi dalam belajar sehingga akan membantunya untuk bisa keluar dari tekanan dan stress yang dialami ketika mengikuti pembelajaran online.
Baca juga: Mahasiswa FEB Uhamka Ukir Prestasi di Kompetisi Seni Rupa Mahasiswa Nasional 2021
Untuk itu, strategi yang yang perlu dilakukan guru adalah mengenali, memetakan, dan menggali potensi siswa. Potensi siswa bisa kita lihat dari minat dan bakatnya. Minat dan bakat siswa bisa dilihat dari berbagai sisi siswa.
Guru perlu melihat ke belakang, masa sebelum pandemi melanda, untuk bisa lebih memahami potensi siswa ini.
Setelah mengetahui potensi siswa, langkah selanjutnya adalah memetakan potensi yang dimiliki siswa. Guru perlu berpikir untuk bisa membantu mengarahkan siswa mengembangkan potensi yang dimilikinya.