Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hardiknas 2021, UT Ingatkan soal Membangun Akses Pendidikan Tinggi dari Pinggiran

Kompas.com - 04/05/2021, 09:40 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

Karenanya, Bambang Soesatyo mendorong pengaplikasian teknologi dalam pembelajaran sebagai salah satu strategi memperluas akses pendidikan, termasuk program Kampus merdeka untuk desa yang mengoptimalkan Forum Perguruan Tinggi untuk desa.

Sisi lain, ia juga mengingatkan agar pembangunan SDM bersifat holistik agar tidak hanya melahirkan profil lulusan cerdas dan terampil secara akademik.

"Sistem pendidikan bertujuan juga membangun keimanan dan akhlak mulia. Artinya, pendidikan nasional tidak hanya cerdas namun juga memiliki jati diri, dan memiliki karakter unggul," pungkasnya.

Baca juga: Hardiknas 2021: Ketua DPR RI Minta Cari Penyebab Anak Putus Sekolah

Peluang bonus demografi

Pentingnya membangun SDM juga menjadi perhatian yang disampaikan Prof. Nizam, Dirjen Dikti Kemendikbud Ristek dalam sesi berikutnya.

"Kita digadang-gadang banyak pakar tentang kemungkinan Indonesia berpeluang menjadi kekuatan ekonomi terbaik ke-5 atau ke-7 dunia dalam 10 tahun ke depan. Ini peluang besar bagi kita," ungkap Prof. Nizam.

Ia mengingatkan hal ini tidak serta merta dapat tercapai jika tidak menyiapkan bonus demografi dengan pendidikan, kreativitas, inovasi dan produktivitas tinggi.

"Kalo itu tidak kita siapkan, maka yang terjadi bonus demografi itu akan lewat begitu saja dan kita akan terperangkap dalam kelompok negara berpenghasilan menengah atau middle income trap," ujarnya.

Salah satu tantangan mewujudkan hal ini, tambah Prof. Nizam, datang dari dunia pendidikan.

Ia memberikan perbandingan, Koreas Selatan menyiapkan bonus demografi dengan 67 persen angkatan kerja dari pendidikan tinggi, sedangkan di Indonesia baru mencapai 10 persen dari angkatan kerja masuk pendidikan tinggi.

"(Angkatan kerja Indonesia) masih rata-rata lulusan SD dan SMP di tengah transformasi sosial dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang luar biasa," tambahnya.

"Capaian pendidikan masih jauh dari potensi untuk menjadi negara yang maju. Tentunya ini tidak akan mematahkan semangat kita, namun ini menjadi pelecut bagi kita untuk nekerja lebih keras lagi mewujudkan SDM yang unggul," kata Dirjen Dikti.

Untuk mewujudkan hal itu, Nizam menyampaikan Kemendikbud mendorong program Merdeka Belajar dengan melibatkan tri sentra pendidikan yang terdiri dari sekolah, keluarga dan masyarakat.

"Tidak hanya masuk ke sekolah tetapi terjadi juga pembelajaran. Banyak sekali penelitian menunjukkan pembelajaran di dalam kelas intesitasnya masih sangat rendah sehingga nilai literasi, numerasi anak-anak kita masih sangat rendah," ungkapnya.

Baca juga: Hardiknas: Mewujudkan Merdeka Belajar Pascapeleburan Kemendikbud dan Ristek

Akses pendidikan tinggi

Menjawab tantangan ini, Prof. Nizam menjelaskan Ditjen Dikti menyusun beberapa strategi utama, antara lain; meningkatkan angka partisipasi pendidikan tinggi, menguatkan mutu dan relevansi pendidikan tinggi, menguatkan mutu dosen dan tenaga pendidik serta menguatkan sistem tata kelola ditjen dikti.

"Untuk itu kita perlu memperkuat dan mentransformasi Universitas Terbuka sehingga layanan pendidikan berkualitas dari Sabang sampai Merauke bisa kita jangkau. Serta anak-anak kita dari Savang sampau Merauke bisa mempunyai akses pada dosen-dosen terbaik dari perguruan-perguruan tinggi terbaik," harapnya.

Oleh karenanya, Dirjen Dikti Kemendikbud terus mendorong peran UT untuk bertansformasi menjadi platform berbagi antar perguruan tinggi dalam memberikan layanan pendidkkan terbaik.

Hal senada juga disampaikan Agung Hardjono, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Kepresidenan.

"UT menjadi jawaban permasalahan pendidikan di daerah pinggiran karena mahasiswa dapat merdeka dalam mengembangkan karya tanpa meninggalkan tugas utamanya dalam pengabdian bagi negara dan kelurga," jelasnya.

Secara khusus Agung memberikan apresiasi pada UT yang telah ambil bagian menjadi pelopor pembelajaran jarak jauh, sehingga membantu akselerasi akses pendidkan tinggi untuk kuliah menjadi terjangkau dan fleksibel bagi masyrakat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com