Penulis: Diana Hayati, Editor Komik Pendidikan- Penerbit Elex Media Komputindo
KOMPAS.com – Dunia tengah dilanda banyak bencana. Mulai dari banjir besar di beberapa negara di benua Eropa, kebakaran hutan yang dahsyat di benua Amerika, cuaca panas ekstrem di Timur Tengah dan Australia. Menurut para ahli, fenomena-fenomena ini terjadi karena perubahan iklim atau climate change.
Perubahan iklim yang sedang terjadi ini diibaratkan seperti “katak di dalam air panas” oleh para ilmuwan. Apakah maksudnya? Jika katak diletakkan ke dalam panci berisi air panas, katak akan terkejut dan kemudian lompat melarikan lari.
Tetapi, jika katak diletakkan di dalam panci berisi air dingin yang kemudian pelan-pelan dipanaskan, maka katak akan mati.
Baca juga: 10 Kegiatan Sederhana untuk Melatih Motorik Halus Anak Usia Dini
Mengapa para ilmuwan mengibaratkan kondisi saat ini dengan cerita katak tersebut? Cerita itu sebenarnya sebuah peringatan bagi kita semua. Jika kita tidak mempunyai kesadaran akan Bumi yang perlahan-lahan semakin panas, maka kita akan bernasib sama seperti katak yang mati di dalam panci.
Sekarang saja, selama 100 tahun terakhir suhu di Bumi terus mengalami peningkatan. Gletser yang membeku selama puluhan ribu tahun mencair, membuat permukaan air laut meningkat dan negara-negara kepulauan terendam. Binatang-binatang yang tidak bisa menyesuaikan diri dengan perubahan iklim yang terjadi secara tiba-tiba pun kini terancam punah.
Iklim sebenarnya tidak hanya berubah baru-baru ini saja, tetapi terus terjadi tanpa henti sejak bumi terbentuk. Dahulu, perubahan iklim seringnya terjadi karena letusan gunung berapi dahsyat.
Material-material letusan gunung berapi seperti sulfur dioksida dalam jumlah sangat banyak akan mencapai lapisan stratosfer langit sehingga menghalangi sinar matahari. Hal ini menyebabkan terjadinya cuaca dingin ekstrem yang berakibat banyaknya makhluk hidup yang mati.
Baca juga: Cair September 2021, Ini Cara Dapatkan Kuota Gratis Kemendikbud Ristek
Lalu, kenapa saat ini perubahan iklim justru membuat bumi semakin panas? Para ilmuwan menyimpulkan penyebab utama perubahan iklim saat ini adalah emisi gas rumah kaca.
Gas rumah kaca sebenarnya merupakan material yang menguntungkan dan dibutuhkan untuk menjaga bumi tetap berada pada suhu yang nyaman untuk ditinggali. Namun permasalahannya, jumlah gas rumah kaca meningkat drastis yang berakibat pada terjadinya pemanasan global. Alhasil, suhu bumi pun meningkat.
Sejak Revolusi Industri, jumlah emisi gas rumah kaca meningkat pesat, khususnya gas karbondioksida yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil. Dengan semakin berkembangnya industri, maka jumlah pelepasan gas karbondioksida juga meningkat.
Jadi, selama pelepasan gas karbondioksida terus terjadi dan tidak ada usaha bersama untuk menguranginya, perubahan iklim akan terus mengancam kehidupan kita.
Baca juga: Yuk Mengenal Leonardo da Vinci di Buku Why People? Leonardo da Vinci
Menghijaukan tanah gersang bisa menjadi salah satu cara untuk mengurangi gas karbondioksida. Namun, tentunya itu membutuhkan waktu yang lama.
Meski demikian, jangan khawatir, karena ada beberapa usaha kecil yang bisa berdampak positif untuk menghentikan perubahan iklim.
Mulailah dengan mengurangi pemakaian kendaraan pribadi dan beralih menggunakan transportasi umum. Bayangkan jika ratusan orang yang masing-masing menggunakan mobil pribadinya beralih ke transportasi umum! Dan, kalau terbiasa menggunakan motor ke lokasi yang sebenarnya dekat, cobalah untuk berjalan kaki atau bersepeda. Selain mengurangi gas karbondioksida, juga menyehatkan!