Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa Universitas Brawijaya Olah Sampah Plastik Jadi Ecobrick

Kompas.com - 24/09/2021, 10:33 WIB
Mahar Prastiwi,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Keberadaan sampah plastik bisa mencemari tanah dan air jika tidak dikelola dengan baik.

Apalagi sampah plastik ini sangat sulit terurai jika langsung dibuang begitu saja. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk menggunakan kembali sampah plastik agar tidak mencemari lingkungan.

Namun karena kurangnya edukasi, masih banyak ditemukan sampah plastik dibuang begitu saja bersama sampah organik.

Selain pengelolaan sampah plastik, edukasi tentang kebiasaan pemilahan sampah ini juga perlu dilakukan terhadap masyarakat luas. Pemilahan sampah ini bisa mendatangkan banyak manfaat seperti memudahkan pembuangan dan pengolahan kembali.

Baca juga: 278 Tim Robot dari 107 Universitas Siap Bertanding di KRI 2021

Ubah sampah plastik jadi ecobrick

Memisahkan pembuangan sampah organik dan non-organik juga dapat menghindari terjadinya penumpukan sampah. Pasalnya, sampah yang menumpuk bisa menjadi sarang kuman dan bakteri yang bisa menjadi sumber penyakit

Melihat permasalahan di tengah masyarakat, terlebih terkait keberadaan sampah plastik, mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa FPIK UB mendampingi warga Dusun Sengkrakan RW 09 Desa Bedali Kecamatan Lawang Kabupaten Malang mengolah sampah plastik menjadi ecobrick.

Kegiatan tersebut bertujuan menumbuhkan kreatifitas dalam menciptakan suatu karya yang berguna dari limbah plastik.

Pengabdian Masyarakat yang tergabung dalam program kerja Taruna Desa tersebut,
dilatarbelakangi banyaknya limbah plastik yang berserakan di sekitar desa tersebut.

"Oleh karena itu, kami sebagai mahasiswa yang dijuluki sebagai 'Agent Of Change' sudah seharusnya dapat memberikan suatu perubahan yang bermanfaat dari permasalahan di dusun tersebut," kata penanggung jawab langsung program pengolahan limbah Jihan Nabilah Yusmi seperti dikutip dari laman Universitas Brawijaya, Kamis (23/9/2021).

Baca juga: Tanoto Foundation Beri Bantuan Oksigen Concentrator ke RS Pendidikan

Menurut dia, ecobrick terbuat dari limbah plastik dirancang menjadi tempat sampah yang akan ditempatkan atau didistribusikan pada titik penting.

Seperti Posyandu atau Polindes, sekolah-sekolah, atau bahkan diperjual belikan untuk dapat membangun ekonomi mandiri di desa tersebut.

Ketua Taruna Desa Jordi Anugrah Lumban Raja menambahkan, dengan adanya tempat sampah yang terbuat dari ecobrick ini, diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat desa.

Terlebih dalam hal peduli terhadap lingkungan sekitar dengan tidak membuang sampah sembarangan.

Dia menekankan, di desa tersebut pun sejauh ini masih ditemukan sejumlah warga yang membuang sampah sembarangan.

Baca juga: Siswa, Kenali Suku Talang Mamak dari Riau dan Upacara Adatnya

Bantu pecahkan permasalahan lingkungan

Sementara itu Dirjen Pemberdayaan Masyarakat BEM FPIK UB Anisa Fitriah mengungkapkan, program ini merupakan salah satu cara untuk membantu permasalahan lingkungan yang ada di desa binaan.

Yaitu dengan mengolah sampah plastik menjadi barang guna yang memiliki nilai ekonomi dan bermanfaat.

"Di masa pandemi Covid-19 bukan menjadi tantangan untuk mengabdi dengan kondisi seperti ini tentu akan menjadi sebuah kesempatan yang baik untuk mengabdi," tegas Anisa Fitriah.

Anisa menyampaikan, masih banyak yang membutuhkan tangan-tangan dari orang baik. Sehingga para akademisi di lingkungan UB bersyukur atas kesempatan di masa pandemi Covid-19 seperti saat ini bisa terus melakukan pengabdian secara langsung.

Baca juga: Kuliah S1 Gratis di Jepang, Daftar Beasiswa MJSP Hokkaido University

Kegiatan pengabdian masyarakat tersebut berlangsung selama lima bulan dari bulan Juli sampai November 2021.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau