Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Sumpah Pemuda, Siswa Sudah Paham?

Kompas.com - 25/10/2021, 15:02 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Sebentar lagi, kita akan memperingati Hari Sumpah Pemuda yang jatuh pada 28 Oktober. Tetapi, bagi siswa sekolah apakah sudah paham sejarah sumpah pemuda?

Lantas, seperti apa dulu para pemuda Indonesia dalam merumuskan teks naskah sumpah pemuda?

Melansir laman Kemendikbud Ristek, berikut ini dijelaskan sejarah sumpah pemuda.

Baca juga: Peringati Sumpah Pemuda, Nadiem Ajak Pemuda Jadi Agen Perubahan

Sejarah sumpah pemuda

Gagasan penyelenggaraan Kongres Pemuda Kedua berasal dari Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI), sebuah organisasi pemuda yang beranggota pelajar dari seluruh indonesia.

Atas inisiatif PPPI, kongres dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda dan dibagi dalam tiga kali rapat. Sehingga menghasilkan Sumpah Pemuda.

Rapat pertama

Adapun rapat pertama digelar di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Lapangan Banteng pada Sabtu, 27 Oktober 1928.

Dalam sambutannya, Soegondo berharap kongres ini dapat memperkuat semangat persatuan dalam sanubari para pemuda.

Acara dilanjutkan dengan uraian Moehammad Jamin tentang arti dan hubungan persatuan dengan pemuda.

Baca juga: Organ Jantung Manusia, Siswa Yuk Belajar

Menurutnya, ada lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan.

Rapat kedua

Rapat kedua digelar di Gedung Oost-Java Bioscoop pada Minggu, 28 Oktober 1928 yang membahas masalah pendidikan.

Kedua pembicara, Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro, sependapat bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan.

Disamping itu, harus pula ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Anak jug0a harus dididik secara demokratis.

Rapat ketiga

Sedangkan rapat ketiga diadakan di gedung Indonesische Clubhuis Kramat. Pada sesi berikutnya, Soenario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan.

Sedangkan Ramelan mengemukakan, gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional. Gerakan kepanduan sejak dini mendidik anak-anak disiplin dan mandiri, hal-hal yang dibutuhkan dalam perjuangan.

Sebelum kongres ditutup diperdengarkan lagu “Indonesia” karya Wage Rudolf Supratman. Lagu tersebut disambut dengan sangat meriah oleh peserta kongres.

Baca juga: Siswa, Ini Macam dan Manfaat Vitamin bagi Tubuh

Adapun kongres ditutup dengan mengumumkan rumusan hasil kongres. Oleh para pemuda yang hadir, rumusan itu diucapkan sebagai Sumpah Setia.

Naskah sumpah pemuda

Pertama:

Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.

Kedoea:

Kami poetera dan poeteri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.

Ketiga:

Kami poetera dan poeteri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com