KOMPAS.com - Siswa yang duduk di bangku SMP sudah memasuki masa-masa pubertas. Mereka akan mengalami perubahan baik secara fisik maupun psikis.
Salah satu perubahan besar yang dialami adalah perubahan sistem reproduksi. Penting sekali untuk membekali para siswa SMP dengan pendidikan kesehatan reproduksi secara komprehensif.
Tak hanya pihak sekolah, pendidikan mengenai sistem reproduksi baik untuk siswa perempuan maupun laki-laki juga menjadi tanggung jawab para orangtua.
Perlu diketahui bahwa kesehatan reproduksi tidak hanya sebatas kesehatan organ fisik. Kesehatan reproduksi merupakan keadaan sehat secara fisik, mental dan sosial secara utuh.
Baca juga: ITTP Buka Penerimaan Maba Jalur PMDK, Ini Cara Daftarnya
Pengertian kesehatan reproduksi tidak semata-mata terbebas dari penyakit atau kecacatan yang berkaitan dengan sistem, fungsi dan proses reproduksi.
Merangkum dari laman Direktorat SMP Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), Rabu (27/10/2021), sekolah bertugas memberikan pendidikan dan membentuk karakter peserta didik.
Selain itu, sekolah wajib memberikan pendidikan kesehatan reproduksi melalui proses pengajaran dan pembelajaran berbasis kurikulum yang mencakup aspek kognitif, emosional, fisik dan sosial dari kesehatan reproduksi.
Pendidikan reproduksi yang komprehensif memiliki beberapa tujuan, antara lain:
Baca juga: Mau Kuliah S1 Gratis di Hong Kong Baptist University, Daftar Beasiswa Ini
Untuk memberikan pendidikan reproduksi yang komprehesif bagi siswa SMP, pihak sekolah bisa melakukan beberapa cara berikut ini.
Pendidikan kesehatan reproduksi di sekolah dapat diberikan melalui kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.