"Kadang koneksi internet kita bagus, tapi tidak bagus di setiap siswa. Itu jadi kendala, yang membuat banyak siswa tidak paham akan pelajaran yang disampaikan," tegas dia.
Dia bersyukur atas sikap nyata pemerintah yang membagikan kuota gratis internet kepada siswa, guru, mahasiswa, dan dosen.
"Meski sudah diberikan, tapi tetap ajah ada kendalanya. Seperti siswa yang tidak masuk dan sebagainya," tegas dia dengan penuh lantang.
Guru TK Al-Hidayah yang berada di Tangerang Selatan, Dina merasakan hal yang sama, jika PJJ merupakan momok yang menakutkan saat pandemi Covid-19.
Pasalnya, guru saat PJJ tidak bisa menilai perkembangan siswa.
"Apalagi yang kita ajarkan anak-anak yang baru sekolah, jadi kita harus tahu perkembangan mereka. Makanya kesulitan sekali saat PJJ," ungkap Dina.
Dia bersyukur pemerintah membuka kembali pembelajaran tatap muka (PTM), walaupun sifatnya masih terbatas.
Saat PJJ, banyak sekali tugas yang menumpuk dan dibawa ke rumah. Itu semata, agar siswa bisa tetap belajar di rumah.
Baca juga: Nadiem Makarim: 3 Dampak Negatif Akibat PJJ Berkepanjangan
"Jadi kerjaan kita banyak, sudah saat sekolah online kita aktif, setelah itu juga kita aktif membuat tugas dan menilainya. Jadi banyak kerjaan saat PJJ," terang dia.
Akibat pelaksanaan PJJ, banyak siswa yang tidak sekolah. Karena, mereka mencari duit untuk uang jajannya setiap hari.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.