"Apalagi yang kita ajarkan anak-anak yang baru sekolah, jadi kita harus tahu perkembangan mereka. Makanya kesulitan sekali saat PJJ," ungkap Dina.
Dia bersyukur pemerintah membuka kembali pembelajaran tatap muka (PTM), walaupun sifatnya masih terbatas.
Saat PJJ, banyak sekali tugas yang menumpuk dan dibawa ke rumah. Itu semata, agar siswa bisa tetap belajar di rumah.
Baca juga: Nadiem Makarim: 3 Dampak Negatif Akibat PJJ Berkepanjangan
"Jadi kerjaan kita banyak, sudah saat sekolah online kita aktif, setelah itu juga kita aktif membuat tugas dan menilainya. Jadi banyak kerjaan saat PJJ," terang dia.
Akibat pelaksanaan PJJ, banyak siswa yang tidak sekolah. Karena, mereka mencari duit untuk uang jajannya setiap hari.
"Biasanya dia sekolah dapat uang jajan, pas PJJ dia tidak dapat uang jajan. Karena itu mereka parkir mobil dan motor setiap harinya, agar dapat uang jajan. Tapi, sekolah mereka ditinggalkan. Itu yang disayangkan," ucap Ibu Nur yang juga merupakan guru di SMP Teladan.
Jadi, banyak siswa yang tertinggal pelajaran. Ada juga siswa yang mau hampir putus sekolah.
"Jika kita tidak bujuk, agar mereka tidak putus sekolah. Karena tinggal mereka sekarang jauh di tempat neneknya, tidak lagi di rumah yang dekat sekolah. Itu akibat pandemi Covid-19, orangtua mereka banyak yang putus kerja, sehingga berdampak ke anak-anaknya," tutur Nur.
Dia berharap pemerintah bisa lebih peka terhadap siswa yang putus sekolah akibat pelaksanaan PJJ beberapa waktu lalu.
Jika mereka tidak disentuh, maka berdampak pada masa depannya.
Baca juga: PTM Mudahkan Siswa Saat Pembelajaran
"Jangan sampai masa depan anak-anak kita hancur akibat pandemi Covid-19. Jadi Bapak Mendikbud Ristek Nadiem Makarim harus terjun langsung ke sekolah-sekolah memang yang membutuhkan," tukas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.