Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siswa, Seperti Ini 3 Metode Penjernihan Air dari Kadar Besi Tinggi

Kompas.com - 29/10/2021, 13:08 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Manusia dan makhluk hidup lainnya tentu butuh air. Karena itu, penting sekali menjaga keutuhan dan keberlangsungan air bagi kehidupan di bumi.

Kini, keberadaan air di permukaan bumi mencapai 71 persen. Akan tetapi, 96,5 persen seluruh air yang ada adalah air asin. Hanya 3,5 persen air yang dapat dikonsumsi oleh kita.

Tentu, air-air yang dapat dikonsumsi tersebut tersebar di berbagai tempat. Meski demikian, tak jarang kita masih kesulitan mendapatkan air bersih yang layak dikonsumsi.

Baca juga: Siswa Ingin Jadi Dokter Spesialis? Ini 6 Tahap yang Harus Dijalani

Bahkan terkadang ada masalah pada air tersebut sehingga tidak dapat digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.

Masalah yang paling sering ditemukan adalah air sumur yang berwarna kekuningan dan juga berbau karat tidak sedap. Masalah itu terjadi akibat akibat air yang telah tercemar limbah organik.

Warna kekuningan dan bau karat pada air disebabkan oleh unsur logam seperti besi (Fe), mangan (Mn), alumunium (Al), atau logam berbahaya lainnya yang terkandung di dalam air.

Oleh karena itu, untuk menjernihkan air dari zat-zat besi, diperlukan metode-metode yang bisa mengurangi kadar besi yang terkandung di dalamnya.

Seperti apa caranya? Melansir laman Direktorat SMP Kemendikbud Ristek, Jumat (29/10/2021), siswa SMP bisa belajar dan paham 3 cara mengurangi kadar besi dalam air:

1. Aerasi

Adapun Ion Fe selalu dijumpai pada air alami dengan kadar oksigen yang rendah seperti pada air tanah dan pada daerah danau yang tanpa udara. Kadar besi (Fe) yang terdapat di dalam air dapat dikurangi dengan melakukan oksidasi.

Baca juga: Sejarah Sumpah Pemuda, Siswa Sudah Paham?

Metode ini disebut dengan aerasi karena konsepnya adalah memasukkan udara ke dalam air. Udara yang masuk ke dalam air akan mengubah Fe menjadi Fe(OH)3 yang tidak larut dalam air. Setelah itu, barulah diendapkan ke dasar air.

2. Sedimentasi

Sedimentasi adalah proses pengendapan partikel-partikel padat yang tersuspensi dalam cairan karena pengaruh gravitasi (gaya berat secara alami).

Proses ini sering digunakan dalam pengolahan air. Dalam proses sedimentasi partikel tidak mengalami perubahan bentuk, ukuran, ataupun kerapatan selama proses pengendapan berlangsung.

Partikel-partikel padat akan mengendap bila gaya gravitasi lebih besar dari pada kekentalan dan gaya kelembapan (inersia) dalam cairan.

3. Filtrasi

Sedangkan metode terakhir adalah filtrasi air. Filtrasi merupakan proses menyaring partikel-partikel dan juga kotoran organik maupun anorganik yang terdapat dalam air.

Penyaringan ini memiliki peranan penting dalam proses pemurnian dan juga penjernihan air untuk pemakaian sehari-hari. Biasanya media yang digunakan untuk menyaring kotoran adalah kerikil dan pasir.

Pasir lebih umum digunakan karena keras, tahan lama dipakai, bebas dari kotoran, dan tidak larut dalam air.

Itu tadi adalah tiga metode yang digunakan untuk menjernihkan air dari kandungan besi dan juga kotoran.

Baca juga: Tim Itera Edukasi Siswa Mengenai Pembangkit Listrik Tenaga Surya

Untuk lebih efektifnya, ketiga metode tersebut bisa digabungkan agar bisa mendapatkan hasil yang maksimal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkini Lainnya

Menarik Ditiru, 7 Cara SMA Al-Azhar Gelar Pensi di Mal dan Hadirkan Sheila on 7

Menarik Ditiru, 7 Cara SMA Al-Azhar Gelar Pensi di Mal dan Hadirkan Sheila on 7

Edu
Survei KPK Ungkap Praktik Menyontek Pelajar dan Kedisiplinan Guru-Dosen, Ini Hasilnya

Survei KPK Ungkap Praktik Menyontek Pelajar dan Kedisiplinan Guru-Dosen, Ini Hasilnya

Edu
Cegah Kecurangan UTBK 2025, Unair Wajibkan Peserta Pakai Sandal

Cegah Kecurangan UTBK 2025, Unair Wajibkan Peserta Pakai Sandal

Edu
2 Hari UTBK SNBT 2025 Digelar, Ada 14 Kasus Kecurangan Ditemukan

2 Hari UTBK SNBT 2025 Digelar, Ada 14 Kasus Kecurangan Ditemukan

Edu
Perluas Pendidikan Diaspora, LSPR Institute dan Kyungwoon University Jalin Kolaborasi

Perluas Pendidikan Diaspora, LSPR Institute dan Kyungwoon University Jalin Kolaborasi

Edu
SMA Cahaya Rancamaya Jadi Perwakilan Jawa Barat dalam Program SMA Unggul Garuda 2025

SMA Cahaya Rancamaya Jadi Perwakilan Jawa Barat dalam Program SMA Unggul Garuda 2025

Edu
Belum Lulus, Sudah Sertifikasi: Mahasiswa MNP Tempuh Pelatihan MICE bersama Profesional

Belum Lulus, Sudah Sertifikasi: Mahasiswa MNP Tempuh Pelatihan MICE bersama Profesional

Edu
Kisah Ines, Tempuh Perjalanan dari Papua ke Surabaya agar Bisa Ikut UTBK 2025

Kisah Ines, Tempuh Perjalanan dari Papua ke Surabaya agar Bisa Ikut UTBK 2025

Edu
Banyak Siswa Di Sekolah Masih Suka Menyontek, Ini Kata Mendikdasmen

Banyak Siswa Di Sekolah Masih Suka Menyontek, Ini Kata Mendikdasmen

Edu
4 Tips Antar Anak Ikut UTBK SNBT 2025, Orangtua Segera Cek

4 Tips Antar Anak Ikut UTBK SNBT 2025, Orangtua Segera Cek

Edu
Beasiswa Kuliah: Solusi Nyata Kelas Menengah di Tengah Tekanan Ekonomi

Beasiswa Kuliah: Solusi Nyata Kelas Menengah di Tengah Tekanan Ekonomi

Edu
15 Jurusan Kedokteran dengan Uang Kuliah Termurah Jalur Mandiri 2025

15 Jurusan Kedokteran dengan Uang Kuliah Termurah Jalur Mandiri 2025

Edu
8 Kampus Muhammadiyah Kristen atau Krismuha, Ada di Mana Saja?

8 Kampus Muhammadiyah Kristen atau Krismuha, Ada di Mana Saja?

Edu
Cerita Penyandang Disabilitas Ikut UTBK SNBT 2025, Sempat Kesulitan Kerjakan Soal

Cerita Penyandang Disabilitas Ikut UTBK SNBT 2025, Sempat Kesulitan Kerjakan Soal

Edu
Banyak Siswa Menyontek, Mendikdasmen Bakal Ubah Orientasi Pendidikan

Banyak Siswa Menyontek, Mendikdasmen Bakal Ubah Orientasi Pendidikan

Edu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau