Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjalanan Pendidikan Presiden Gusdur dari Asia Hingga Eropa

Kompas.com - 03/12/2021, 17:27 WIB
Dian Ihsan

Penulis

Di Mesir, Gus Dur bekerja di Kedutaan Besar Indonesia. Pada saat bekerja, peristiwa Gerakan 30 September terjadi.

Saat kejadian itu, Kedutaan Besar Indonesia di Mesir diperintahkan untuk melakukan investigasi terhadap pelajar universitas dan memberikan laporan kedudukan politik mereka. Perintah itu diberikan ke Gus Dur yang ditugaskan menulis laporan tersebut.

Gus Dur gagal kuliah di Mesir, dia tidak setuju dengan metode pendidikan yang diajarkan serta pekerjaannya setelah G 30 September sangat mengganggu dirinya.

Di tahun 1966, pria yang mempunyai 4 anak ini harus mengulang belajar. Pendidikan kuliah Gus Dur diselamatkan melalui beasiswa di Universitas Baghdad.

Setelah dapat beasiswa itu, Gus Dur baru pindah ke Irak dan menikmati tempat barunya.

Walaupun dia lalai pada awal belajar di Universitas Baghdad, tapi Gus Dur bisa belajar dengan cepat. Pada saat itu, Gus Dur juga meneruskan keterlibatannya dalam Asosiasi Pelajar Indonesia dan menulis majalah asosiasi tersebut.

Setelah lulus dari Universitas Baghdad di 1970, Gus Dur pergi lagi ke benua Eropa, yakni Belanda untuk meneruskan pendidikannya. Dia ingin belajar di Universitas Leiden.

Menimba ilmu di Belanda, karena Gus Dur kecewa dengan pendidikannya di Universitas Baghdad kurang diakui.

Baca juga: Puluhan Ribu Mahasiswa Perguruan Tinggi Sudah Ikut Kampus Merdeka

Dari belanda, Gus Dur terus menimba ilmu pendidikan ke Jerman dan Prancis, sebelum kembali ke Indonesia di 1971.

Saat sampai di Jakarta, Gus Dur ingin kembali menimba ilmu pendidikan di Universitas McGill, Kanada.

Tapi, saat itu dia menyibukkan diri dengan bergabung ke Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES) organisasi yg terdiri dari kaum intelektual muslim progresif dan sosial demokrat.

Meski sibuk menjalankan kariernya, Gus Dur sempat bekerja di Jombang sebagai guru di Pesantren Tambakberas.

Setelah berselang 1 tahun, dia memperoleh kerja tambahan dengan menjadi guru kitab Al-Hikam.

Saat tahun 1977, Gus Duer bergabung ke Universitas Hasyim Asy'ari sebagai dekan Fakultas Praktik dan Kepercayaan Islam.

Pada saat itu, dia juga diamanatkan untuk mengajar syariat Islam dan misiologi. Karena kelebihannya, dia sempat tidak disenangi oleh beberapa kalangan di kampus.

Baca juga: 15 Perguruan Tinggi Berstatus PTN-BH, Berikut Daftarnya

Jadi itulah cerita menarik terkait jejak pendidikan Gus Dur semasa hidupnya. Harapannya, bisa menjadi contoh bagi para siswa dan mahasiswa yang saat ini sedang menimba ilmu pendidikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com