KOMPAS.COM - Saat bayi dilahirkan, otak bayi sudah siap untuk menerima stimulasi dari lingkungan agar dapat berkembang dengan optimal.
Perkembangan otak ini akan terus berkembang seiring berjalannya waktu, semakin sering kita memberikan stimulasi maka semakin bagus juga perkembangannya.
Saat anak-anak berusia 0-2 tahun, perkembangan otaknya berada pada tahapan sensori motor. Pada tahap ini anak membangun pengetahuannya berdasarkan apa yang ia tangkap melalui panca inderanya (aktivitas sensor) dan motoriknya.
Mereka menggunakan sistem sensori motorik bawaan seperti, menghisap, menggenggam dan akivitas motorik kasar untuk membangun pengetahuan mereka.
Baca juga: 7 Tanda Anak Cerdas dan Berpotensi Punya IQ Tinggi
Perkembangan otak ini menentukan bagaimana anak dapat membangun pengetahuannya. Namun, tentu saja hal ini tidak akan terlepas dari peran orang dewasa yang ada di sekitar lingkungan mereka dalam memberikan stimulasi.
Agar lebih jelas, mari kita bahas beberapa tips berikut ini yang dirangkum dari laman Paudpedia.
Yaitu permainan yang bisa mengaktifkan berbagai pancaindera, seperti mainan yang juga memiliki suara, berbagai warna, bermacam bentuk dan beragam tekstur. Jadi anak bisa melihat, meraba serta anak juga bisa mendengar.
Contoh:
Baca juga: Orangtua, Ini Dampak Bila Sering Memarahi Anak Saat Belajar
Hal ini sangat diperlukan, karena bayi atau atau batita dapat merangkak dan bereksplorasi dengan leluasa.
Artinya orangtua harus aktif mengajak anak berinteraksi, baik melalui percakapan biasa maupun dengan melalui suatu permainan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.