Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Langkah Mengatasi Trauma akibat "Bullying"

Kompas.com - 04/01/2022, 12:48 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Perilaku perundungan atau bullying memiliki dampak yang sangat buruk bagi perkembangan psikologis anak.

Dampak buruk tersebut bukan tidak mungkin akan berdampak hingga sang anak dewasa. Bila tidak ditangani dengan baik tepat, maka korban perundungan sangat berpotensi melakukan perundungan kepada orang lain di kemudian hari.

Oleh karena itu dibutuhkan penanganan yang tepat dari orang tua, guru, maupun tenaga profesional. Lalu, bagaimana langkah-langkah penyembuhan trauma emosional pada korban perundungan? Berikut tipsnya dari laman Direktorat SMP Kemendikbud Ristek:

Baca juga: Orangtua, Ini Dampak Bila Sering Memarahi Anak Saat Belajar

1. Gunakan perspektif orang dewasa untuk mengganti perspektif anak yang mengalami trauma

Mungkin banyak dari pelajar, khususnya pelajar remaja yang beranggapan bahwa ketika ada teman sekolah yang merundung dirinya, maka selamanya ia akan terjebak dalam kondisi yang tidak menyenangkan seperti saat itu.

Padahal seiring bertambahnya usia, relasi pertemanan akan sangat dinamis dan tidak terpaku pada satu lingkungan saja. Segala hal tidak menyenangkan yang terjadi, bukanlah akhir dari kehidupan dan cepat atau lambat akan berlalu.

Pandangan itu lah yang bisa coba diberikan kepada pelajar korban perundungan. Meski berusaha memberikan pandangan baru, jangan sampai mengecilkan traumatis yang dialami oleh korban.

2. Pemberdayaan dan tingkatkan harga diri

Langkah lain yang dapat ditempuh untuk memulihkan trauma perundungan adalah dengan cara memberdayakan korban. Orang tua atau guru dapat membantu memberdayakan korban dengan menggali potensi diri dan menanamkan nilai positif dalam kehidupan.

Baca juga: Belajar dari Orangtua Jepang Cara Menanamkan Disiplin pada Anak

Setiap pencapaian dari sang anak perlu diberikan apresiasi guna membangun kepercayaan diri sekaligus memotivasi anak untuk melakukan pencapaian-pencapaian lainnya. Dengan mengajarkan konsep yang lebih positif, maka diharapkan korban dapat menemukan nilai positif dari dirinya dan kehidupannya.

3. Ajarkan empati diri dan validasi diri

Ajarkan kepada anak untuk berempati kepada diri sendiri dengan menerima kegagalan atau kekurangan, dan tetap berfokus untuk mencoba lebih baik di lain kesempatan. Bukan hanya berempati kepada diri sendiri, anak juga perlu diajarkan untuk memvalidasi kelebihan dan kekurangan diri sendiri sehingga tidak terlalu memerlukan validasi dari orang lain.

Empati kepada diri sendiri dapat membantu menurunkan kecemasan terhadap diri sehingga dapat membentuk mentalitas yang lebih kuat.

4. Ajarkan konsep kesetaraan

Perilaku perundungan sering kali terjadi karena relasi yang timpang dikarenakan ada pihak-pihak yang merasa lebih superior sedangkan korban dianggap lebih inferior. Oleh sebab itu, penting menumbuhkan prinsip kesetaraan kepada anak.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau