KOMPAS.com - Perkembangan teknologi membawa dampak luar biasa di segala bidang. Tak terkecuali di dunia bisnis. Kini, dunia bisnis juga ikut bertransformasi mengikuti pola digitalisasi.
Alasan lain yang juga mendorong para pebisnis untuk mengambil langkah digital yaitu dampak adanya pandemi Covid-19. Mau tak mau telah membuat semua orang dibatasi oleh sekat dalam beraktivitas.
Namun, kecanggihan teknologi menjadi jalan atau solusi yang dapat membantu produsen dan konsumen untuk saling berinteraksi.
Baca juga: Kuliah Umum UAD: Ini Strategi Jitu Bisnis Pasar Global lewat Medsos
Terkait hal itu, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta menggelar webinar dan pelatihan kewirausahaan dengan tema “Membangun Bisnis di Era Digital”.
Adapun beberapa pembicaranya seperti Hendro Setyono, S.E., M.Sc. selaku Head of Entrepreneurship and Business Incubation dari Kantor Urusan Bisnis Internasional UAD, Willy Wijaya, S.Kom., seorang digital marketer, dan Retno Intansari Rahmawati founder Dawet Kemayu.
Dikatakan Hendro, bisnis adalah sebuah usaha yang dilakukan oleh individu atau organisasi dalam menghasilkan produk atau jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan motif mencari laba.
Secara umum, aktivitas bisnis dapat dibedakan menjadi empat, yaitu
Untuk memulai sebuah bisnis, diperlukan pengetahuan dasar tentang tiga poin berikut ini, yakni:
1. Product knowledge, atau memahami produk yang akan digeluti, perdalam informasi tentang entitas produk.
2. Market knowledge, pemahaman tentang pasar, siapa, dan berapa jumlah konsumen. Strategi Segmentation, Targeting, Positioning (STP) biasanya digunakan dalam market knowledge.
Baca juga: Akademisi UAD: Ini Pentingnya PHBS di Masa Pandemi
3. Management business process knowledge, pengetahuan tentang proses mengatur bisnis agar berjalan lancar seperti Sumber Daya Manusia (SDM), operasi atau produksi, pemasaran, dan keuangan.
Sementara menurut Willy, sebanyak 74 persen perusahaan mendigitalkan bisnisnya agar bisa bertahan saat pandemi Covid-19 melanda.
"Selain itu, pada Oktober 2020 sebanyak 2,7 juta Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) beralih ke digital," ujarnya dikutip dari laman UAD, Kamis (24/3/2022).
Beberapa hal yang mendorong mereka untuk mengikuti digitalisasi antara lain adalah kemudahan untuk menjangkau banyak target pasar, hemat biaya, dan mendapatkan pendapatan yang lebih baik.
Digital marketing bukanlah sebuah stick magic yang bisa mengubah keadaan secara instan, melainkan sebuah tool yang perlu digunakan secara optimal untuk mendapat hasil yang maksimal.