Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seperti Ini Masa Kerajaan Klasik Awal, Tua dan Muda di Indonesia

Kompas.com - 19/11/2022, 12:15 WIB
Albertus Adit

Penulis

Untuk peninggalan lain seperti prasasti telaga batu, prasasti kota kapur, hingga arca-arca dari perunggu. Kerajaan Sriwijaya juga meninggalkan beberapa candi terutama Candi Tinggi yang katanya menjadi pusat perkembangan agama Buddha dengan adanya 1.000 biksu yang melayani umat.

Baca juga: Siswa, Seperti Ini Sejarah hingga Masa Runtuhnya Kerajaan Kediri

4. Kerajaan Kanjuruhan

Kerajaan ini keberadaannya termuat dalam prasasti Dinoyo (760 M) yang memuat informasi penting menyebutkan kerajaan Kanjuruhan beserta keluarga kerajaan dengan raja bernama Liswa atau Gajayana. Terdapat pula peninggalan berupa Candi Badut dan Arca Durga Mahisasuramardini.

5. Kerajaan Mataram

Sementara kerajaan megah ini meninggalkan candi terluas di dunia yakni Candi Borobudur. Kerajaan ini berkembang di Jawa bagian tengah pada abad ke-8 sampai 10 M.

Berkat kemegahannya, kerajaan mataram banyak mendirikan bangunan monumental berupa candi dan percandian. Uniknya setiap masa kerajaan memupnyai ciri arsitektur candinya tersendiri.

Peninggalan candi-candi lain diantaranya Candi Merak, Candi Bubrah, percandian di dataran tinggi Dieng, percandian Gedong Songo, percandian Sivagrha (Prambanan).

Masa Kerajaan Klasik Muda

1. Kerajaan Kadiri/Kediri

Adapun raja pertama bernama Sri Maeswara Sakalabhuwanatustikarana Sarwwani-waryyawiryya Parakrama Digjayottunggadewa (1117-1130 M). Sedangkan raja terakhirnya bernama Srengga-Krtajaya yang kemudian dikalahkan oleh Ken Arok yang mendirikan Kerajaan Singhasari.

Kerajaan Kediri meninggalkan arca-arca, beberapa candi, dan kesenian (seni rupa dan susastra). Karya seni susatra yang terkenal diantaranya Arjunawiwaha, Bhratayuddha, Gatotkacasraya.

Baca juga: Siswa, Seperti Ini Kerajaan Samudra Pasai dalam Jalur Pelayaran

2. Kerajaan Singhasari

Kerajaan ini berdiri pada abad 13 berpusat di Jawa bagian Timur. Peninggalan sejarahnya berupa Candi Jawi dengan corak agama Siwa-Buddha (irisan dari Buddha Mahayana dan Hindu Siwa) dengan gaya bangunan bagian bawahnya Siwa dan atasnya Buddha.

Dikatakan, irisan corak ini unik karena di India sendiri dua aliran ini memiliki konflik. Kerajaan Singhasari adalah yang pertama kali mengenalkan konsep Nusantara dan Dwipantara yang artinya “Pulau-pulau di luar (Jawa)”.

3. Kerajaan Malayu Dharmmasraya

Untuk kerajaan ini berkembang pada abad ke-14 yang disebutkan dalam Nagarakrtagama karya Mpu Prapanca berlokasi di Sumatera.

Raja yang terkenal yakni Adityawarman yang semasa pemerintahannya mengeluarkan beberapa prasasti antara lain Kapolo Bukit Gombak I, Bukit Gombak II, dan Suroaso I. Peninggalan sejarah lain berupa Candi Padang Roco 1 dan 2.

4. Kerajaan Kuna

Sedangkan Kerajaan Bali Kuna pertama kali muncul pada abad ke-9 yang berpusat di Kedaton Singhamandawa. Peninggalan sejarahnya yang terkenal yakni telaga di Desa Manukraya yang sekarang dikembangkan menjadi pura Tirtha Empul di Gianyar.

Adapun candi-candi yang ditinggalkan kerajaan ini terbilang unik karena memanfaatkan dinding tebing yang dipahat sedemikian rupa.

5. Kerajaan Majapahit

Dikatakan, kerajaan ini merupakan kerajaan terakhir zaman klasik (Hindu-Buddha). Bukti sejarahnya banyak dijumpai di Trowulan.

Tak hanya itu, Prof. Agus pernah membuat sketsa pusat kota Majapahit yang terdiri atas komplek keraton, perumahan, wanguntur, pasar, dan percandian. Beberapa candi yang terkenal diantaranya Candi Jago, Brahu, Jawi, dan Angka Tahun Panataran.

Sedang pada Masa Kerajaan Majapahit dengan penulis Mpu Prapanca mengenalkan istilah sebaran wilayah Uttama-Madya-Nista. Uttama adalah luas Kerajaan Majapahit mencakup Nusantara.

Baca juga: Ini Daftar Kerajaan Islam di Indonesia, Siswa Sudah Paham?

Kemudian daerah Madya mencakup Desantara dan Mitreka Satata yang merupakan kerajaan kawan di Asia Tenggara. Dan daerah Nista mencakup Anyadesa yang merupakan bagian luar. Pada masa itu, daerah lain seperti Eropa dan Amerika belum terbayang.

Adapun dengan berakhirnya Kerajaan Majapahit, maka berakhirlah zaman klasik di Indonesia. Zaman klasik dianggap sebagai awal kelahiran bermacam pencapaian peradaban pada masa berikutnya.

Padahal pada masa protosejarah nenek moyang bangsa Indonesa hanya menerima tiga anasir kebudayaan India berupa aksara (Pallava), tahun Saka, dan agama Hindu-Buddha berhasil melahirkan kejayaan di Nusantara dalam bentuk pemerintahan kerajaan, arsitektur, seni rupa, dan sebagainya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com